REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Puluhan kecamatan di Kabupaten Bojonegoro terancam mengalami kekeringan di musim kemarau 2019. Prediksi ini berdasarkan pemetaan yang telah dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
"(Daerah itu) memang setiap tahun sudah alami kekeringan," ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Bojonegoro, Mz Budi Mulyono kepada Republika.co.id, Jumat (14/6).
Lebih rinci, wilayah yang terancam mengalami kekeringan antara lain Kecamatan Temayang, Sukosewu, Sumberrejo dan Ngasem. Selanjutnya, kecamatan Ngraho, Kasiman, Bubulan, Ngambon, Tambakrejo dan Sugihwaras. Kemudian Purwosari, Kepohbaru, Kedungadem, Baureno, Dander, Trucuk dan Malo.
Untuk mengantisipasi kekeringan air, Budi menegaskan, Pemkab Bojonegoro telah melakukan sejumlah upaya. Antara lain mendirikan embung atau kolam penampungan air dan sumur. "Itu melalui dinas secara teknis di Cipta Karya dan PU Sumber Daya Air," jelasnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda memprediksi sebagian besar daerah Jawa Timur (Jatim) akan mengalami kekeringan. Situasi ini diperkirakan akan terlihat pada puncak kemarau pada Agustus mendatang.
Kepala Seksi (Kasi) Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto menerangkan, daerah Ngawi, Magetan, Ponorogo, Madiun dan Nganjuk diperkirakan akan mengalami kekeringan. Sebagian Trenggalek, Tulungagung, Kediri, Blitar, Malang, dan Lumajang juga akan masuk dalam kategori tersebut. "Lalu sebagian Jember, sebagian Banyuwangi, sebagian Bondowoso, sebagian Situbondo, sebagian Probolinggo dan sebagian Pasuruan," kata Teguh, Jumat.
Selain itu, sebagian Jombang, Mojokerto dan Sidoarjo juga diprediksi akan mengalami kekeringan. Kemudian sebagian Gresik dan Surabaya. Untuk wilayah Lamongan dan Bojonegoro diperkirakan hanya sebagian kecil yang akan berada di situasi tersebut.
Tidak hanya area-area tersebut, beberapa wilayah di Pulau Madura juga dinilai akan berada dalam kondisi kekeringan. Antara lain Sampang, sebagian Pamekasan, dan beberapa area di Sumenep.