Senin 17 Jun 2019 15:15 WIB

MK: Insya Allah Putusan 28 Juni

MK tidak akan memundurkan jadwal putusan sengketa pilpres.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Andri Saubani
Suasana sidang perdana Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (14/6).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana sidang perdana Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat (14/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Mahkamah Konstitusi (MK), Fajar Laksono, mengatakan, pembacaan putusan perkara sengketa perselisihan hasil pemilu (PHPU) pilpres kemungkinan besar tidak akan mundur dari jadwal semula. Sehingga, pembacaan putusan perkara yang diajukan oleh Prabowo-Sandiaga Uno itu tetap dilakukan pada 28 Juni.

"Sejauh ini tidak ada perubahan apalagi perubahan itu melampaui 28 Juni. Itu yang tentu tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan kalau sampai diputus atau MK mengucapkan keputusan melampaui 28 Juni," ujar Fajar kepada wartawan di Gedung MK, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (17/6).

Baca Juga

Batas akhir proses penanganan perkara PHPU pilpres di MK jatuh pada 28 Juni. Batas akhir ini merupakan waktu maksimal menangani sengketa PHPU pilpres atau selama 14 hari kerja sejak diregistrasi.

"Jadi sampai sejauh ini, agendanya tetap. Putusan insyaallah masih 28 Juni, " tegas Fajar. 

Namun, terkait kemungkinan adanya tambahan waktu untuk sidang pemeriksaan, Fajar mengatakan hal itu masih dimungkinkan. Menurut dia, semuanya nanti bergantung kepada dinamika persidangan. 

"Nanti tergantung dengan dinamika persidangan, apakah memang sampai 24 Juni itu terpenuhi sudah semua agendanya, atau sudah selesai. Kalau memang pada 25 Juni menggantikan Senin kemarin misalnya, paling tidan yang terkurangi adalah kesempatan majelis hakim untuk mengambil keputusan dalam RPH jadi tidak sampai mengundurkan jadwal pengucapan keputusan," tambah Fajar. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement