REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di sela-sela pertemuan G20 di Karuizawa, Jepang pada Ahad (16/6), Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi mengadakan pertemuan yang membahas kelanjutan pengembangan kilang minyak Cilacap kerja sama PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco. Pertamina dan Aramco sepakat melanjutkan kerja sama.
"Pertamina dan Saudi Aramco sepakat untuk melanjutkan kerja samanya dalam menyiapkan pengembangan Kilang Cilacap," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan melalui keterangan tertulisnya, Rabu (19/6).
Hadir pada pertemuan tersebut Menteri Sumber Daya Mineral Arab Saudi (yang juga menjadi Chairman Saudi Aramco), Menteri BUMN Rini Soemarno, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi menyampaikan, kedua pihak sepakat untuk bersama-sama melibatkan reputable Financial Advisor sebagai valuator ketiga dalam rangka finalisasi valuasi dan skema kerja sama.
"Kedua pihak bersepakat untuk menunjuk valuator-nya, lalu kedua valuator memilih valuator ketiga. Ini win win solution bagi kedua belah pihak," ungkap Agung.
Sebagaimana diketahui, kerja sama Pertamina dengan Saudi Aramco di Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap yang digagas sejak tahun 2014 belum berjalan karena terhambat perbedaan nilai valuasi antara kedua belah pihak.
Joint Venture Development Agreement antara Pertamina dan Saudi Aramco yang tengah berjalan saat ini sedianya akan berakhir di akhir Juni 2019. Namun dengan kesepakatan ini, kerja sama akan diperpanjang sampai akhir September 2019.
Selanjutnya, pemerintah akan membentuk tim gabungan dari Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan Pertamina. Dalam melaksanakan tugasnya, tim tersebut akan didampingi oleh BPKP dan Jamdatun untuk memastikan seluruh proses yang dijalankan sesuai dengan aspek GCG dan peraturan perundangan yang berlaku.
Pengembangan Kilang Cilacap merupakan bagian dari enam proyek RDMP dan New Grass Root Refinery (NGRR). Pengembangan ini untuk meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar minyak Pertamina, dari saat ini sekitar 1 juta barel per hari menjadi sekitar 2 juta barel per hari.
Keenam proyek tersebut adalah RDMP Cilacap, RDMP Balikpapan, RDMP Balongan, RDMP Dumai, NGRR Tuban dan NGRR Bontang. Selain meningkatkan kapasitas kilang, kualitas produk yang dihasilkan pun akan lebih baik yaitu mencapai standar EURO V yang lebih ramah lingkungan.