Kamis 20 Jun 2019 14:39 WIB

Mahfud Nilai Kesaksian Keponakannya di Sidang MK Mentah

Hairul Anas dihadirkan sebagai saksi oleh Tim Hukum Prabowo-Sandi di sidang MK.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andri Saubani
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD.
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menilai kesaksian yang disampaikan keponakannya, Hairul Anas Suaidi, dalam persidangan perselisihan hasil pemilu di MK, mentah. Mahfud beranggapan, pemahaman yang menyebut bahwa kecurangan adalah hal yang biasa dalam demokrasi merupakan hal yang umum.

Penilaian Mahfud ini mengacu pada kesaksian Hairul dalam persidangan yang mengaku pernah mendapat pelatihan dari Tim Paslon 01. Dalam pelatihan tersebut, Hairul menyampaikan, kecurangan adalah bagian dari demokrasi.

Baca Juga

"Kesaksiannya sih mentah menurut saya. Pertama, dia mengatakan ada pidato dari Moeldoko bahwa di demokrasi itu biasa curang. Semua orang kan bilang begitu. Tidak hanya Moeldoko. Tetapi Moeldoko kan tidak menyuruh orang curang. Hanya bilang bahwa di demokrasi itu biasa terjadi kecurangan, tapi tidak mengajak curang kan," jelas Mahfud MD di kantor Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Kamis (20/6).

Mahfud juga menyebut bahwa penjelasan mengenai kecurangan merupakan hal umum dalam berbagai literatur demokrasi, termasuk karya Franz Magnis-Suseno hingga buku standar ilmu politik. Menurutnya, kecurangan adalah hal biasa dalam praktik demokrasi namun jangan sampai pelaku politik berlaku curang.

"Tapi etika politik itu tidak ada di lapangan, hanya ada di bangku kuliah. Kan sama dengan mengatakan itu," katanya.

Namun, Mahfud tidak mempermasalahkan kesaksian keponakannya dalam persidangan di MK yang dihadirkan oleh tim hukum Prabowo-Sandi. Ia bahkan mendorong keponakannya itu untuk berani tampil dan belajar berpolitik.

Dalam kesaksiannya semalam, Hairul menuding pelatihan untuk saksi yang digelar oleh Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin mengajarkan untuk melakukan kecurangan. Pelatihan digelar beberapa bulan sebelum pemungutan suara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement