Jumat 21 Jun 2019 14:20 WIB

Ilutor, Alat Deteksi Cegah Pembalakan Liar

Ilutor, kependekan dari Illegal Logging Detector, dikembangkan

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yudha Manggala P Putra
Illegal Logging Detector atau Ilutor, alat deteksi cegah  pembalakan liar yang dikembangkan mahasiswa-mahasiswa Universitas Gadjah  Mada (UGM)
Foto: Dok UGM
Illegal Logging Detector atau Ilutor, alat deteksi cegah pembalakan liar yang dikembangkan mahasiswa-mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Luasan hutan Indonesia terus alami penurunan dari waktu ke waktu. Forest Watch Indonesia (FWI) mencatat, laju deforestasi di Indonesia capai 1,13 juta hektare per tahun periode 2009-2013.

Atas keprihatinan itu, sejumlah mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan alat deteksi cegah pembalakan liar. Alatnya bernama Illegal Logging Detector (Ilutor).

Pengembangan dilakukan Mochamad Sofiyulloh dari Fakultas Kehutanan, Ari Febrian dari Flins FMIPA dan Ahmad Zaini Pratama dari Teknologi Informasi Fakultas Teknik.

Ketiganya berinovasi membuat Ilutor melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang karsa cipta UGM. Sofiyulloh mengatakan, banyak faktor penyebab deforestasi, salah satunya pembalakan liar.

Ia menjelaskan, Ilutor dibuat untuk mendeteksi pembalakan liar berbasis mikrokontroler ESP32 dan Microphone MAX9814. Itu sebagai pendeteksi suara terjadinya pembalakan liar di area sekitar alat.

Ketika terjadi pembalakan liar, alat akan mengirim pesan singkat atau sms ke nomor server pusat penjaga hutan. Informasi dikirim berupa nama alat yang digunakan saat pembalakan liar.

Ada pula nilai kebisingan dan lokasi koordinat lintang dari area yang ditengarai ada suara gergaji mesin. Selain itu, alat itu telah terintegrasi dengan google maps.

"Sehingga, keberadaannya dapat ditemukan dengan mudah," kata Sofiyulloh, Rabu (19/6) lalu.

Tidak cuma itu, semua catatan riwayat notifikasi suara penebangan liar akan disimpan dalam bentuk sms dan dapat diakses jika perlu. Terkoneksi pula aplikasi fitur notifikasi terjadinya pembalakan.

Ilutor ini turut mengembangkan fungsi yang paling mendasar. Yaitu daya untuk menyala, memakai baterai hybrid dengan solar panel dan power bank sebagai pengisi daya. "Menjadikan alat ini bertahan menyala sekitar dua pekan," ujar Sofiyulloh.

Ia menekankan, alat ini potensial untuk dikembangkan di berbagai kawasan hutan dengan beberapa adaptasi desain power suplly solar panel. Itu semua adaptif dipasang di hutan.

Alat ini turut dirangkai dengan aplikasi edukatif yang memberikan informasi mengenai pembalakan liar dengan lokasi terkait. Serta, beberapa informasi sekunder mengenai kawasan tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement