Senin 24 Jun 2019 11:00 WIB

Mempelajari Ilmu Agama

Ilmu agama banyak cabangnya dan komprehensif

Takwa (ilustrasi).
Foto: blog.science.gc.ca
Takwa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Sigit Indrijono

Dan, tidak sepatutnya bagi orang-orang yang Mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. [QS at-Taubah(9):122].

Ayat di atas menerangkan tentang pentingnya mempelajari ilmu agama. Namun, kenyataan menunjukkan, minat dan motivasi untuk belajar ilmu agama secara formal sangat rendah dibandingkan ilmu duniawi.

Kita tekun dan sabar untuk belajar ilmu duniawi di bangku sekolah, sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Tidak sedikit di antara kita yang mempelajarinya hingga ke luar negeri.

Ilmu agama banyak cabangnya dan komprehensif, meliputi seluruh aspek kehidupan dunia dan kehidupan yang hakiki, yaitu akhirat.

Pada sekolah umum memang terdapat kurikulum pelajaran agama, tetapi dengan porsi jam pelajaran sangat kecil.

Bagi orang tua yang bijak dan ingin memberi bekal agama yang kuat kepada anak, biasanya memberikan tambahan pendidikan di luar jam sekolah, misalnya belajar dasar ilmu agama dan belajar baca Alquran melalui lembaga pendidikan yang kompeten.

"Dan demikianlah, Kami telah menurunkannya (Alquran) sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. [QS ar-Ra'd(13):37]. Sebagian besar dari kita mungkin sudah bisa membaca Alquran dengan tingkatan kemampuan yang berbeda jika mengacu pada penguasaan ilmu tajwid.

Hal lain yang sangat penting adalah belajar bahasa Arab, bahasa yang dipakai dalam Alquran agar kita lebih mudah melakukan tadabur Alquran dan mempelajari buku-buku rujukan utama yang berbahasa Arab.

Barang siapa dikehendaki kebaikan oleh Allah maka Allah memberikan kepadanya pemahaman tentang agama.' (HR Bukhari dan Muslim). Pemahaman tentang agama bisa dicapai melalui tahapan proses belajar.

Sedangkan, proses belajar yang utama adalah melalui pendidikan formal. Selain jalur pendidikan formal, terdapat sarana untuk belajar agama yang sangat terbuka luas dan beragam.

Banyak majelis taklim masjid atau majelis taklim perkantoran yang rutin mengadakan acara pengajian, juga beberapa media televisi dan radio.

Beberapa koran dan majalah juga secara rutin menyajikan rubrik keagamaan, selain itu ada majalah dan tabloid tentang agama.

Lewat jalur internet kita juga mengakses media untuk pembelajaran ilmu agama termasuk konsultasi tanya jawab di dalamnya.

Sebagai bahan rujukan, kita bisa memperoleh buku tentang ilmu agama dengan harga terjangkau atau bisa mengunduh pustaka elektronik secara gratis. Bahkan, saat ini media sosial juga digunakan sebagai sarana untuk belajar ilmu agama.

Dengan demikian, tidak ada alasan untuk tidak belajar ilmu agama. Namun, agar bisa diperoleh pengetahuan dan pemahaman yang benar harus ada pembimbing yang kompeten dalam bidang ilmu agama.

Semoga kita bisa istiqamah untuk terus belajar ilmu agama secara berkesinambungan dan konsisten mengimplementasikannya dalam kehidupan. Wallahua'lam. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement