REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Anggota Biro Politik Hamas, Husam Badran, menolak segala kemungkinan yang menyatakan konferensi ekonomi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) pekan ini di Bahrain akan membuahkan hasil. Hamas menganggap warga Palestina tidak akan setuju dengan ide perdamaian ekonomi yang diinisiasi AS.
Dalam keterangan pers yang dikutip media Israel, Arutz Sheva, Badran mengatakan tidak akan ada hasil praktis dari konferensi ekonomi di Bahrain. Menurutnya, konferensi tersebut adalah bagian dari rencana Amerika untuk menghilangkan masalah Palestina.
Badran mencatat bahwa rakyat Palestina telah berjuang selama 100 tahun untuk mendapatkan kebebasan di tanah mereka. Menurutnya, uang tidak akan membujuk mereka untuk melepaskan hak tanah air mereka yang menjadi tempat identitas Palestina.
Badran juga menyatakan kekecewaannya atas partisipasi beberapa negara Arab dalam konferensi ekonomi di Bahrain. Ia menekankan kebijakan tekanan ekonomi tidak akan mengarahkan rakyat Palestina untuk menyetujui apa yang disebut "Kesepakatan Abad Ini", yang diinisiasi Amerika untuk menyelesaikan konflik.
Pemerintah AS pada Sabtu kemarin meluncurkan rencana perdamaian ekonomi yang akan disajikan di Bahrain pada Selasa dan Rabu pekan ini. Rencana tersebut bertujuan untuk mengumpulkan lebih dari 50 miliar dolar AS untuk Palestina dan menciptakan satu juta pekerjaan untuk penduduknya dalam satu dekade.
Hamas dan Otoritas Nasional Palestina menentang konferensi ekonomi yang digelar di Bahrain itu. Presiden Otoritas Nasional Palestina Mahmoud Abbas meyakini konferensi Bahrain akan gagal.
"Kami yakin bahwa lokakarya di Manama tidak akan berhasil. Kami tidak akan menjadi budak atau pelayan untuk Greenblatt, Kushner dan Friedman," kata dia.