Rabu 26 Jun 2019 03:33 WIB

Houthi Kembali Serang Bandara Arab Saudi

Houthi sebelumnya menyerang bandara Abha, Saudi pada pekan lalu.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Gerilyawan Houthi (ilustrasi)
Foto: EPA/Yahya Arhab
Gerilyawan Houthi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Houthi kembali menyerang basis militer dan tempat parkir pesawat di bandara Abha dan Jizan Arab Saudi, Rabu (26/6) waktu setempat. Hal itu disampaikan oleh juru bicara militer yang dikutip oleh Al Masirah TV yang dikelola Houthi.

Hingga berita ini diturunkan Reuters, belum ada konfirmasi langsung dari otoritas Saudi. Ahad pekan lalu pun, kelompok Houthi melancarkan serangan di bandara Abha, Arab Saudi yang menewaskan satu orang dan melukai 21 orang.

Baca Juga

Houthi menggulingkan pemerintah yang diakui internasional yang didukung Saudi dari kekuasaan di ibu kota Yaman, Sanaa pada akhir 2014. Sejak itu, Houthi yang selaras dengan Iran meningkatkan serangan rudal nirawak ke kota-kota Saudi.

Hal itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran, dan negara-negara Teluk Arab yang bersekutu dengan Amerika Serikat (AS). Saudi juga menuduh Iran memasok senjata Houthi dengan senjata yang digunakan dalam serangan 13 Juni di Bandara Abha. Namun, Iran dan Houthi membantah tuduhan koalisi bahwa Iran memasok rudal dan drone ke Houthi.

Koalisi militer yang dipimpin Saudi telah menargetkan situs militer Houthi di sekitar ibu kota Sanaa, dan kota pelabuhan Hodeidah. Arab Saudi, UEA, Inggris, dan AS, dalam pernyataan bersama menyuarakan keprihatinan tentang eskalasi serangan Houthi, tanpa menyebutkan peluncuran drone terbaru.

Hal tersebut juga menyuarakan keprihatinan tentang bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas destabilisasi Iran terhadap perdamaian, dan keamanan baik dengan mengutip serangan terhadap tanker minyak di perairan Teluk. Sementara Teheran membantah terlibat dalam serangan kapal tanker itu. Hingga kini pun belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.

Meningkatnya kekerasan juga telah mengancam kesepakatan PBB untuk gencatan senjata dan penarikan pasukan dari Hodeidah. Pernyataan itu meminta semua pihak di Yaman terlibat secara konstruktif untuk mempercepat implementasi perjanjian.

Kesepakatan itu telah terhenti selama berbulan-bulan sebelum Houthi secara sepihak menarik diri dari tiga pelabuhan Laut Merah di Hodeidah. Aliansi yang dipimpin Saudi belum memverifikasi pemindahan atau bertemu dengan menarik kembali pasukan pro-koalisi yang berkumpul di pinggiran Hodeidah.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement