REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong pengoptimalan berbagai upaya penyelamatan Danau Rawa Pening. Danau tersebut terus didera ancaman kerusakan lingkungan hingga fungsinya sebagai salah satu sumber air baku bagi masyarakat sekitar pun terdampak.
"Berbagai upaya untuk memulihkan kapasitas dan fungsi Rawa Pening telah dilakukan sejak lama, namun progresnya masih lambat sehingga perlu dilakukan langkah-langkah strategis guna menyinergikan berbagai program penyelamatan agar efektif dan optimal," kata Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono di Semarang, Selasa.
Ia menyebutkan upaya penyelamatan Danau Rawa Pening, di antaranya, rehabilitasi lahan pada area tangkapan waduk melalui reboisasi dan penghijauan pada lahan terbuka yang sebelumnya untuk kegiatan budidaya pertanian. Pengendalian sedimentasi berupa pembuatan bangunan sumur resapan, pengerukan danau, pengendalian gulma air dengan pembersihan eceng gondok secara rutin, serta penetapan zona sempadan danau juga diperlukan.
Sementara itu, Sekda juga menyoroti pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat di sekitar Danau Rawa Pening untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam merawat dan menjaga fungsi danau yang terletak di Kabupaten Semarang itu. Menurut Sekda, Danau Rawa Pening yang merupakan salah satu dari 15 danau prioritas nasional memiliki manfaat tinggi sebagai sumber air tawar, produksi pangan, dan pengendali banjir.
Adanya perubahan fungsi lahan di daerah tangkapan air maupun di badan danau, menurut Sekda, telah mengubah fungsi danau sebagai pengatur tata air. Fungsi itu akhirnya menjadi terganggu.
Sekda mengungkapkan, berdasarkan hasil identifikasi luas badan danau menggunakan fasilitas citra satelit, telah terjadi penyusutan luas badan danau dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Semula, badan danau luasnya 2.670 hektare dan kini menjadi 1.850 hektare.
"Faktor-faktor yang menjadi penyebab degradasi lingkungan dan penyusutan luas Rawa Pening antara lain, terjadinya perubahan tata guna lahan pada hulu daerah tangkapan air serta pada badan danau," ujarnya.
Selain itu, jumlah dan luasan tanaman gulma, seperti eceng gondok. telah menutup hampir 47 persen luasan danau. Hal itu mengakibatkan degradasi lingkungan Danau Rawa Pening.
"Tidak hanya itu, sedimentasi dan pencemaran akibat aktivitas yang terjadi pada catchment area danau, limbah rumah tangga, limbah ternak, dan limbah budidaya ikan yang berasal dari 600 unit keramba ikan semakin memperburuk lingkungan Rawa Pening," katanya.