REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berupaya menekan angka pernikahan dini di kalangan generasi muda. Caranya, dengan memaksimalkan peran Duta Generasi Berencana (Genre) sebagai pendidik sebaya (peer educator) bagi remaja di Kota Solo.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Solo, Purwanti, mengatakan, Duta Genre ini menjadi salah satu upaya Pemkot untuk menyosialisasikan penundaan usia pernikahan (PUP).
"Mereka berperan sebagai peer educator yang akan memberikan pemahaman terkait kesehatan reproduksi kepada remaja sebaya," ujar dia, kepada wartawan seusai peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) XXVI, Selasa (25/6).
Menurutnya, Duta Genre dipilih dari kalangan remaja cukup efektif karena sosialisasi melalui rekan sebaya lebih mudah diterima. Peran peer educator dianggap vital agar remaja mengerti kesehatan reproduksi dan bahaya menikah tanpa persiapan matang. Usia ideal laki-laki untuk menikah sudah ditetapkan 25 tahun dan usia perempuan 21 tahun.
"Tapi sampai sekarang masih ada belasan pernikahan dini setiap tahunnya, yang kebanyakan dipicu kehamilan yang tidak diinginkan. Rata-rata dialami pasangan di bawah usia 18 tahun," ungkapnya.
Para Duta Genre diambil dari kampus-kampus di wilayah Solo. Mereka diterjunkan ke wilayah-wilayah yang sudah ada Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja.
Di samping itu, Pemkot juga terus menggalakkan Program keluarga berencana (KB) sebagai strategi mengatasi masalah kependudukan. Hal itu mengingat hingga Mei 2019 masih terdapat 21.966 pasangan usia subur (PUS) yang belum menjadi akseptor. Angka itu setara 34,59 persen dari total PUS di Kota Bengawan.