Kamis 27 Jun 2019 15:24 WIB

Lima Desa di Purwakarta Ini tak Punya Jembatan

Aktivitas warga desa terganggu jika musim hujan karena jalan tertutup air.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika didampingi Ketua DPRD Purwakarta, Sarif Hidayat, bersama pejabat terkait, saat meninjau lokasi yang akan dibangun jembatan di Desa Ciririp, Kecamatan Sukasari, Kamis (27/6).
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika didampingi Ketua DPRD Purwakarta, Sarif Hidayat, bersama pejabat terkait, saat meninjau lokasi yang akan dibangun jembatan di Desa Ciririp, Kecamatan Sukasari, Kamis (27/6).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Puluhan tahun lamanya, warga dari lima desa yang ada di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, tak memiliki jembatan. Akibatnya, aktivitas warga menjadi terganggu.

Terutama saat musim penghujan. Sebab, satu-satunya jalan yang tak ada jembatannya itu, tertutup oleh luapan air hujan.

Baca Juga

Kastoi (75 tahun) warga Kampung Gunung Buleud, Desa Ciririp, Kecamatan Sukasari, mengatakan, seumur hidupnya di desanya ini tak ada jembatan baja dan permanen. Bahkan, akses jalan darat juga, baru dibangun sejak 2014 lalu. Sebelumnya, warga Desa Ciririp terisolasi, karena tidak adanya akses jalan darat yang memadai.

"Dulu, sewaktu abah muda, jika ingin ke kota Purwakarta harus nyebrang Waduk Jatiluhur dengan menggunakan perahu," ujar Kastoi, kepada Republika.co.id, Kamis (27/6).

Butuh perjuangan, hanya untuk melihat dunia luar. Sebab, lanjut kakek tujuh cucu ini, jalan yang ada di kampungnya hanya setapak. Itupun, penuh bebatuan dan tanah. Jalan setapak itu, tak bisa digunakan oleh kendaraan. Hanya bisa digunakan untuk berjalan kaki.

Karenanya, selama puluhan tahun warga Ciririp tidak ada yang punya kendaraan bermotor. Jangankan mobil, sepeda motor juga tak ada yang punya. Paling mewah, hanyalah sepeda. Itupun, warga yang berduit saja pemiliknya.

Akan tetapi, pada 2014 lalu saat Purwakarta dipimpin Dedi Mulyadi, jalan ke Ciririp mulai dibangun. Jalan beton ini, kini melingkar dengan gagahnya. Seiring dengan adanya jalan bagus ini, satu per satu warga memiliki kendaraan. Termasuk, mobil.

Namun sayang, lanjut Kastoi, pembangunan jalan ini belum sempurna. Sebab, ada saluran air, yaitu Sungai Ciririp yang melintasi jalan beton tersebut.

Jika musim kemarau, debit sungai itu menyusut. Makanya, kendaraan bisa melintasi sungai tersebut. Tetapi, ketika musim penghujan, tidak ada satupun kendaraan yang berani melintasi titik yang akan dibangun jembatan itu.

"Sebab, pernah terjadi mobil ambulans terbawa arus, karena nekad menerobos aliran sungai tersebut," ujar kakek ini.

Karena itu, pihaknya mendorong supaya Pemkab Purwakarta segera membangun jembatan untuk warga di lima desa ini. Sebab, infrastruktur itu sangatlah penting, untuk mendukung mobilitas warga.

Sementara itu, Kepala Desa Ciririp, Mahdum Dule (40 tahun) membenarkan, jika keberadaan jembatan bagi warga di desanya sangatlah penting. Mengingat, mobilitas warga dari lima desa ini, terkendala tidak adanya jembatan. Padahal, lima desa ini dibelah oleh saluran air, yakni Sungai Ciririp.

"Sebelum sungai ini, ada dua desa yakni Kutamanah dan Kertamanah. Setelah, sungai tersebut ada tiga desa, yaitu Ciririp, Sukasari dan Parungbanteng," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement