REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pihak berwenang Afghanistan mengatakan pasukan keamanan tengah bertempur dengan sekelompok orang bersenjata yang memaksa masuk ke dalam sebuah gedung di Kabul. Serangan tersebut terjadi setelah sebuah truk yang bermuatan bahan peledak meledak di dekat kompleks kementerian pertahanan.
Setidaknya ada tiga orang bersenjata yang masuk ke dalam gedung di sekitar Kementerian Pertahanan Afghanistan. Setelah ledakan di dekat departemen logistik dan mesin Kementerian Pertahanan melukai 65 orang.
"Setelah ledakan seelompok bersenjata masuk ke dalam gedung dan mereka bentrok dengan pasukan Afghanistan," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan Nasrat Rahimi, Senin (1/7).
Taliban sudah mengaku bertanggung jawab atas ledakan tersebut. Juru bicara Kementerian Kesehatan Afghanistan Wahidullah Mayar mengatakan ledakan tersebut melukai 65 orang termasuk sembilan anak-anak.
Mereka yang terluka dalam ledakan itu sudah dibawa ke rumah sakit. Belum ada laporan tentang korban tewas dalam kejadian ini.
Ledakan itu mengakibatkan asap hitam membumbung tinggi di langit Kabul. Saksi mata mengatakan mereka mendengar suara ledakan keras di susul suara tembakan dan sirine ambulan.
Ledakan terjadi di sebuah komplek gedung militer dan pemerintahan termasuk Federasi Sepak Bola Afghanistan. Juru bicara federasi tersebut Shafi Shadab mengatakan ketua federasi Yosuf Kargar menjadi salah satu korban luka insiden tersebut.
Serangan itu dilancarkan ketika utusan khusus Amerika Serikat (AS) untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad sedang menggelar pertemuan ketujuh dengan Taliban di Qatar. Pertemuan tersebut bertujuan untuk mengakhiri perang terlama dalam sejarah AS.
Pembicaraan damai itu fokus dalam empat isu, antara lain kontra-terorisme, penarikan pasukan AS, dialog antara Taliban dan pemerintah Afghanistan dan gencatan senjata permananen.