REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Presiden Cina Xi Jinping mendesak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bersikap luwes dan fleksibel terhadap Korea Utara (Korut). Dia berharap Washington, pada waktu yang tepat, dapat melonggarkan sanksinya terhadap Pyongyang.
“(Presiden) Xi mendorong AS memperlihatkan fleksibilitas dan bertemu dengan Korut di tengah jalan, termasuk pelonggaran sanksi terhadap Korut, serta menemukan solusi untuk masalah satu sama lain melalui dialog,” kata Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi pada Selasa (2/7), dikutip laman the Straits Times.
Sebelumnya, Beijing memuji pertemuan Trump dengan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un di zona demiliterisasi Korea di Panmunjom pada Ahad (30/6). Beijing menilai, peristiwa tersebut sangat konstruktif untuk memulai kembali pembicaraan tentang denuklirisasi.
“Pertemuan antara para pemimpin Korut, AS, dan Korea Selatan (Korsel) layak mendapat tepuk tangan. Ini adalah pertemuan yang konstruktif dengan hasil positif,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Geng Shuang pada Senin (1/7).
Menurut dia, penting bagi AS dan Korut untuk segera memulai kembali pembicaraan denuklirisasi Semenanjung Korea. Beijing menegaskan dukungannya terhadap hal itu. “Cina selalu berkomitmen terhadap denuklirisasi Semenanjung Korea, menegakkan perdamaian dan stabilitas di sana, serta menyelesaikan masalah melalui dialog,” ucapnya.
“Dalam keadaan saat ini, kami berharap pihak-pihak yang relevan akan mengambil peluang, bertemu di tengah jalan, mencari cara yang efektif untuk menyelesaikan masalah satu sama lain dan mempromosikan kemajuan baru dalam proses denuklirisasi serta penyelesaian politik Semenanjung Korea,” ujar Geng.
Dalam pertemuan di Panmunjom, Kim dan Trump sepakat melanjutkan pembicaraan denuklirisasi Semenanjung Korea. Menurut Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, kegiatan itu diperkirakan dilaksanakan pada pertengahan Juli mendatang. Namun, dia belum menyebutkan di mana kira-kira tempat pelaksanaannya.