Selasa 02 Jul 2019 19:07 WIB

LSI Prediksi Prabowo dan Sandi akan Nyapres pada 2024

Berdasarkan riset LSI, ada 15 nama yang akan bertarung pada Pilpres 2024.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Andri Saubani
Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno bersama para partai koalisi  memberikan keterangan terkait putusan MK tentang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2019 di Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (27/6).
Foto: Republika/Prayogi
Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno bersama para partai koalisi memberikan keterangan terkait putusan MK tentang perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2019 di Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (27/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhelatan Pilpres 2019 baru saja berakhir. Namun sejumlah nama telah muncul menghiasi bursa calon presiden (capres) yang kemungkinan bersaing di 2024 nanti berdasarkan lembaga riset Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.

Di antara nama-nama tersebut muncul nama lawas semisal Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Selain kedua nama yang diketahui telah maju dalam Pilpres 2019, muncul juga sejumlah nama lain seperti Ridwan Kamil, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, Khofifah Indar Parawansa, Airlangga Hartanto, Agus Harimurti Yudhoyono, Puan Maharani, Muhaimin Islandar, Sri Mulyani, Budi Gunawan, Tito Karnavian dan Gatot Nurmayanto.

Baca Juga

"Ke-14 nama ini memenuhi syarat utama kritetia capres 2024 dengan memiliki popularitas di atas 25 persen berdasarkan survei sebelumnya," kata Peneliti LSI Rully Akbar di Jakarta, Selasa (2/7).

LSI mengklasifikasikan bakal capres 2024 berdasarkan empat kriteria sumber kekuatan bakal calon kepala negara berdasarkan track record. Dia mengatakan, keempatnya yakni pernah menduduki jabatan di pemerintahan pusat, ketua partai politik, jenjang pemerintah daerah dan berasal dari profesional, ormas atau swasta.

Peneliti LSI lainnya Ikrama Masloman menilai, dari sejumlah calon yang ada, capres yang berasal dari pemerintahan daerah disebut-sebut lebih berpeluang untuk memenangkan kontestasi pilpres lima tahun mendatang. Dia mengatakan, masyarakat masih akan melihat track record seorang calon kepala negara dalam memimpin masyarakat.

Pemilih, dia mengatakan, sudah kritis terhadap calon yang tiba-tiba muncil dan hanya menjual jargon dan janji politik semata. Dia menyebutkan jika track record akan masih akan menjadi patokan dalam pilpres lima tahun nanti.

"Maka track record di kepemimpinan daerah ini biasanya trennya lagi baik hahwa memang track record itu menjadi penting, bahkan di beberapa negara," kata Ikrama lagi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement