REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lebih dari 200 ribu penduduk di Kota Bandung termasuk dalam kategori lanjut usia (lansia). Dari jumlah tersebut 20 persennya tergorong lansia tidak mampu atau miskin.
Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial Anak dan Lansia Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan (Dinsosnangkis) Kota Bandung Pipin Latifah mengatakan 40 ribu lansia masuk kategori miskin. Angka tersebut berdasarkan hasil pendataan di lapangan oleh Dinsosnangkis Kota Bandung.
"Mereka kategorinya tidak mampu seperti makannya tidak seperti normal umumnya, hanya 2 kali sehari atau yang perlu sandang atau pangan. Atau juga keterbatasan, tidak punya anak keluarga, sebatang kara," kata Pipin dalam Bandung Menjawab di Taman Sejarah Kota Bandung, Kamis (11/7).
Pipin menuturkan para lansia yang masuk kategori miskin ini mendapatkan layanan dan bantuan dari Dinsosnangkis. Baik berupa kebutuhan sehari-hari hingga kesehatan.
Hal ini disebutnya menjadi bentuk perhatian Pemerintah Kota Bandung pada lansia. Para lansia yang tidak memiliki keluarga sama sekali juga ditampung di Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) untuk mendapatkan perawatan sehari-harinya.
"Ada 17 orang lansia di Puskesos sekarang. Dirawat ada peksos (pekerja sosial), ada perawat. Mereka didampingi 24 jam. Sampai kita belum bisa menemukan keluarganya di mana mereka ditampung di Puskesos," ujarnya.
Menurutnya, pemerintah memang tidak memiliki anggaran besar untuk merawat 40 ribu lansia miskin di Kota Bandung. Berdasarkan kemampuan anggaran dari jumlah tersebut pemerintah hanya bisa menangggung kebutuhan maksimal lima persen lansia miskin. Meski demikian, pihaknya bekerjasama dengan instasi lain dan swasta untuk tetap bisa memberikan bantuan pada para lansia.
"Kalau semua 40 ribu harus ditangani pemerintah tentu saja kami kesulitan. Kita bekerjasama acara dan mall yang sangat pedulu kepada lansia. Kalau butuh beras kita ke Dinas Pangan, atau kalau sakit kita koordinasi dengan Dina Kesehatan," tuturnya.
Ia pun mengimbau kepada para lansia untuk membawa kartu identitas jika pergi kemanapun. Karena kerentanan fisik di usia tua, para lansia ini bisa saja terjatuh atau membutuhkan pertolongan. Dengan adanya kartu identitas maka akan memudahkan masyarakat atau pemerintah memberikan bantuan.
Kepala Bidang Perlindungan dan Pemenuhan Hak Lansia pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung Irma Nuryani menyebutkan jumlah lansia di Kota Bandung hampir 10 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 249.883 orang. Mereka yang tergolong lansia adalah yang berusia di atas 60 tahun.
Irma menambahkan Pemkot Bandung sangat perduli akan lansia di Kota Bandung. Beragam program pemberdyaaan juga digulirkan untuk tetap menjadikan lansia merasa diperhatikan.
"Kami ada sahabat lansia yaitu mereka relawan yang diharapkan mau terjun ke masyarakat. Jadi pendengar setia. Apa kebutuhannya, masalahnya bisa terselesaikan," ujarnya.
Ia pun mengajak masyarakat untum lebih memperhatikan dan peduli pada lansia di sekitarnya. Lansia harus dihormati dan dirawat layaknya orangtua yang harus disayangi. Apalagi di usia senjanya mereka membutuhkan perhatian yang lebih agar tidak merasa kesepian dan sendiri.
"Mereka butuh perhatian, perlu kasih sayang, perlu didengar keinginannya. Jadi di bidang kami, kami ada kegiatan diajak berwisata, berolahraga, mengikuti kegaitan keagamaan. Mereka juga butuh perlindungan yang leading sectornya ada di Dinsos," tuturnya.