REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Asosiasi Ilmu Alquran dan Tafsir se-Indonesia (AI AT) Ustaz Dr Sahiron Syamsuddin menyebutkan, kerusakan yang terjadi di bumi sudah dituliskan Allah dalam Alquran. Ada dua ayat yang ia kutip, yakni al-Baqarah ayat 11 dan ar-Ruum ayat 41.
Dalam al-Baqarah ayat 11 dituliskan, "Dan bila dikatakan kepada mereka: 'Janganlah kamu membuat kerusakan di mu ka bumi.' Mereka (orang mu nafik) menjawab: 'Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.'"
Sahiron mengatakan, kedua ayat tersebut menjelaskan tentang kerusakan di muka bumi ini yang terjadi karena perbuatan manusia. Kerusakan terjadi tidak hanya di darat, tetapi juga di udara dan laut. Efek dari kerusakan ini akan dirasakan sendiri oleh manusia. Dalam al-Baqarah ayat 11 di sebutkan, salah satu si fat orang munafik zaman Nabi dulu adalah membuat kerusakan.
"Secara implisit Allah juga mengingatkan untuk jangan membuat kerusakan di muka bumi. Seseorang tidak boleh berbuat kerusakan dan harus menjaga lingkungan karena salah satu bentuk Islam sebagai rahmatan lil alamin," lan jut dia.
Ia pun menilai, tugas para ulama adalah menyebarkan kabar menjaga lingkungan ini. Dalam kajian-kajian yang diadakan, ia mengajak ulama agar jangan lupa untuk mengajak umat Islam menjaga lingkungan dan tidak berbuat ke rusakan.
Ada beberapa hadis yang menyebut kan bahwa Islam merupakan agama yang mencintai keindahan. "An-nazhaa fatu minal iimaan," artinya adalah 'kebersihan sebagian dari Iman'. Selain itu, ada pula hadis, "Innallaha jamilun yuhibbul jamal," yang artinya 'sesungguhnya Allah itu indah dan mencintai keindahan'.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun berusaha untuk meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan ini hingga ke lapisan paling bawah. Salah satu caranya dengan membangun Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Majelis Ulama Indonesia atau LPLH & SDA MUI yang resmi bekerja sejak September 2010.