REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo skeptis dengan tawaran Iran kembali meja perundingan jika Washington mencabut sanksi mereka. Pompeo mengatakan itu tawaran yang sama yang diajukan kepada mantan menlu AS John F Kerry dan mantan presiden AS Barack Obama.
"Jelas Presiden (Donald) Trump yang akan membuat keputusan akhirnya, tapi jalan ini sudah dilalui pemerintah sebelumnya dan mengarah ke (kesepakatan nuklir Iran) yang mana menurut pemerintah sekarang, Presiden Trump dan saya yakini adalah sebuah bencana," kata Pompeo kepada surat kabar Washington Post, Senin (15/7).
Sebelumnya, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan siap menggelar perundingan jika AS mencabut sanksi dan masuk kembali ke Joint Comprehensive of Plan Action (JCPOA). Hal ini Rouhani katakan dalam pidato yang disiarankan langsung televisi. Pemerintahan Trump kerap mengatakan mereka membuka meja perundingan dengan Iran. Demi mendapatkan kesepakatan yang lebih luas lagi dalam isu nuklir dan keamanan.
Namun, Iran menolak melakukan negosiasi apa pun sampai mereka kembali bisa menjual minyak seperti sebelum AS keluar dari kesepakatan nuklir 2015. "Kami selalu yakin dengan perundungian, jika mereka mencabut sanksi, mengakhiri tekanan ekonomi dan kembali ke kesepakatan, kami sudah siap menggelar perundingan dengan Amerika hari ini, sekarang dan di mana pun," kata Rouhani.
Ketegangan antara Washington dan Teheran terus meningkat. Ketegangan memuncak ketika Trump membatalkan serangan udara ke Iran yang dimaksudkan untuk membalas penembakan drone milik militer AS.
AS juga memberikan sanksi kepada Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. Tapi pada Kamis (11/7) lalu pemerintah As mengatakan sampai kini mereka tidak akan berlakukan sanksi ke Zarif walaupun pada 24 Juni lalu Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan akan memasukkan Zarif ke daftar hitam pekan ini.
Pada Ahad (14/7) lalu pemerintah AS mengatakan akan memberikan visa kepada Zarif untuk menghadiri pertemuan di PBB pekan ini. Perwakilan Iran untuk PBB mengatakan Zarif sudah tiba di New York.
Kepada Washington Post, Pompeo mengatakan ia memberikan visa kepada Zarif tapi membatasi pergerakannya selama di New York. Zarif hanya diperbolehkan berjalan dari kantor PBB, kantor perwakilan Iran, dan rumah duta besar Iran untuk PBB.
Washington Post melaporkan Pompeo menolak berkomentar ketika ditanya apakah ia akan mencoba menemui Zarif pekan ini. Ia juga tidak menjawab apakah ia akan menemui Menlu Iran itu di Sidang Umum PBB pada September mendatang.
Pompeo hanya menuduh Zarif mengeksploitasi kebebasan pers AS untuk menyebarkan propaganda. Kepada Washington Post, Pompeo mengatakan ia akan menerima tawaran tampil di stasiun televisi Iran.