Selasa 16 Jul 2019 04:45 WIB

Penurunan Tingkat Kemiskinan Makin Sulit

Sebanyak 25,14 juta penduduk Indonesia masih hidup dalam garis kemiskinan

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Seorang lelaki dari keluarga miskin mengangkut anak dan istrinya dengan gerobak. ilustrasi (Dok Republika)
Seorang lelaki dari keluarga miskin mengangkut anak dan istrinya dengan gerobak. ilustrasi (Dok Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat kemiskinan penduduk Indonesia sampai dengan Maret 2019 tercatat kembali menurun ke level 9,41 persen atau sebanyak 25,14 juta jiwa dari total penduduk 260 juta jiwa. Semakin menurun jumlah kemiskinan, maka semakin sulit pula membebaskan penduduk miskin menjadi naik kelas.

Hal itu lantara, tingkat kemiskinan yang saat ini benar-benar mencerminkan kelompok terbawah yang betul-betul miskin. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, Ari Kuncoro, mengatakan, kelompok tersebut bukan hanya mengalami masalah ekonomi. Namun, juga mengalami masalah struktural dan budaya.

Baca Juga

"Jadi, kelompok ini bisa jadi dia malas. Makan secukupnya saja. Bahkan menganggap dirinya tidak miskin. Makanya, pendekatannya juga makin sulit," kata Ari kepada Republika.co.id, Senin (15/7).

Ari menjelaskan, diperlukan pendekatan secara personal yang kuat agar 25 juta penduduk itu dapat ikut tergerak dan memiliki motivasi memperbaiki taraf hidup. Sebab, kata Ari, kendati secara pribadi, kelompok miskin terbawah terkadang tidak mengakui dirinya miskin, pemerintah turun tangan.

"Mereka tetap memiliki hak-hak dasar yang harus dijaga. Misalnya, kebutuhan akan air bersih, akses kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan," ujarnya menambahkan.

Itu sebabnya, sebatas mengharapkan kebijakan ekonomi seperti bantuan-bantuan di segala sektor tidak akan mencukupi. Perlu kebijakan non ekonomi yang diatur oleh lintas kementerian lembaga. Dengan begitu, upaya penurunan angka kemiskinan di Indonesia dapat dilakukan secara efektif dan tepat sasaran.

Sementara itu, Ari mengingatkan, masyarakat miskin yang saat ini telah keluar dari garis kemiskinan masih harus dijaga oleh pemerintah. Mereka, kata Ari, harus terus didorong untuk masuk menjadi masyarakat kelas menengah.

Untuk itu, Ari mengatakan, pemerintah harus terus memperbaiki iklim usaha di dalam negeri. Lewat cara itu, diharapkan ke depan semakin banyak perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan dan menambah lapangan pekerjaan.

"Itu tujuannya, mereka yang sudah bisa keluar dari garis kemiskinan bisa menjadi masyarakat kelas menengah yang baru," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement