Selasa 16 Jul 2019 23:28 WIB

Para Astronot Apollo 11 yang Bertemu di Misi Bersejarah

Tepat 50 tahun yang lalu terdapat tiga astronot Amerika yang terbang menuju bulan.

Rep: Puti Almas/ Red: Gita Amanda
Astronot
Foto: ABC News
Astronot

REPUBLIKA.CO.ID, ORLANDO -- Tepat 50 tahun yang lalu, terdapat tiga astronot asal Amerika yang terbang menuju bulan. Mereka berangkat dari Florida untuk melakukan sebuah misi bersejarah yang akan mengubah pandangan banyak orang terhadap salah satu tempat di alam semesta itu.

Saat ini, anggota tim astronot yang masih ada yaitu Buzz Aldrin dan Michael Collins akan bertemu kembali dalam sebuah perayaan di pad 39A Space Center Kennedy pada Senin (15/7) pukul 09.32 pagi waktu setempat. Acara itu adalah untuk memperingati misi Apollo 11 yang telah berlangsung tepat 50 tahun lalu.

Sementara itu, salah satu astronot yang menjadi komandan tim Apollo 11, Neil Amstrong telah meninggal pada 2012. Selama ini, ia juga dikenal sebagai orang pertama yang pergi ke bulan.

Dilansir RTE dalam misi tersebut, pesawat ruang angkasa membutuhkan waktu empat hari untuk mencapai bulan, hingga modul bulan yang disebut sebagai Eagle menyentuh permukaan salah satu satelit terbesar dalam tata surya tersebut pada 20 Juli 1969. Amstrong muncul beberapa jam setelahnya, sementara Collins tetap berada di orbit bulan.

Terlepas dari perayaan itu, baik Amerika Serikat (AS) maupun negara lainnya tidak berhasil mengirim kembali manusia ke bulan sejak 1972, yang merupakan misi terakhir Apollo. Mantan presiden George Bush pernah berjanji untuk mewujudkan misi serupa pada 1989.

Namun, hingga periode pemerintahan putranya, mantan presiden George W Bush pada 2004 juga tidak berhasil melakukan misi ruang angkasa yang bahkan ditargetkan untuk mengirim manusia ke Mars. Sejumlah permasalahan terjadi, khususnya penolakan dari Kongres AS untuk mendanai rencana penjelajahan astronot tersebut.

Pekan lalu, administrator NASA Jim Bridenstine menyinggung kepala direktorar  eksplorasi ruang angkasa manusia Bill Gerstenmaier. Alasan utama hal itu dilakukan adalah diyakini karena ketidaksetujuan atas ultimatum 2024 yang ditetapkan oleh Presiden AS Donald Trump untuk mengembalikan warga Amerika ke bulan.

Waktu selama lima tahun tidak mungkin untuk membuat roket, kapsul, serta pendaratan yang diperlukan dalam misi tersebut. Usaha Trump untuk mewujudkan misi mengirim manusia ke bulan dan Mars bahkan disebut membuat ‘turbulensi’ atau goncangan besar dalam badan antariksa AS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement