Kamis 18 Jul 2019 03:47 WIB

Komnas Perempuan: Ada Anggapan Salah Soal Pelecehan Seksual

Salah satu mitos yang terbantahkan adalah pelecehan seksual hanya menimpa perempuan.

Komisioner Komnas Perempuan Mariana Amiruddin
Foto: Republika/ Wihdan
Komisioner Komnas Perempuan Mariana Amiruddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak anggapan salah tentang pelecehan seksual yang terjadi di masyarakat. Hal ini terbukti dari survei yang dilakukan Koalisi Ruang Publik Aman.

"Survei ini membalikkan mitos-mitos yang ada di masyarakat. Apalagi, responden survei adalah korban pelecehan seksual sendiri," kata Komisioner Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Peremmpuan (Komnas Perempuan) Mariana Amiruddin dalam jumpa pers yang diadakan di Jakarta, Rabu (17/7).

Baca Juga

Mariana mengatakan salah satu mitos yang terbantahkan adalah pelecehan seksual hanya menimpa perempuan. Ternyata, menurut hasil survei, satu dari 10 laki-laki juga pernah mengalami pelecehan di ruang publik.

Fakta penting lain dari survei tersebut adalah pengakuan responden yang menyatakan mereka pertama kali mengalami pelecehan seksual sebelum berusia 16 tahun. "Itu menunjukkan pelecehan seksual bisa terjadi pada siapa saja dan pelakunya pun bisa siapa saja," tuturnya.

Mariana mengatakan kekerasan terhadap perempuan di ruang publik memang tidak banyak dilaporkan ke Komnas Perempuan, tetapi bukan berarti tidak menjadi perhatian. "Yang banyak dilaporkan ke Komnas Perempuan adalah kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di ranah privat," jelasnya.

Melihat fakta-fakta yang ada tentang pelecehan dan kekerasan seksual, Komnas Perempuan bersama para mitra terus berupaya agar Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual bisa segera disahkan. "Selama kekerasan seksual dijerat menggunakan KUHP yang menggunakan paradigma kesusilaan, yaitu kepantasan dan kesopanan. Padahal, kekerasan seksual bukan hanya soal kesusilaan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement