Jumat 19 Jul 2019 04:04 WIB

Nabi-Nabi yang Diutus di Mesir

Mesir adalah negeri para raja.

Patung Sphinx dan Piramida Giza di Mesir (ilustrasi).
Foto: AP
Patung Sphinx dan Piramida Giza di Mesir (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mesir adalah negeri para raja. Di sinilah Firaun (raja-raja Mesir) berkuasa. Negeri ini telah ada sejak abad ke-32 Sebelum Masehi (SM) atau sekitar 3200 SM.

Sejak Nabi Ibrahim AS, negeri ini sudah ada. Pada saat itu, dinasti yang berkuasa adalah dinasti Usrah pada era klasik (3200-2160 SM). Selanjutnya, sebelum masa Firaun, sudah didirikan piramida. Itulah yang disebut dengan era Mesir Kuno.

Menurut Sami bin Abdullah Al-Maghluts dalam bukunya Athlas Tarikh al-Anbiya` wa ar-Rusul (Atlas Sejarah Nabi dan Rasul), sedikitnya ada empat periode pada masa Mesir Kuno ini. Pertama, periode kerajaan era klasik (3200-2160 SM). Pada masa ini, terdapat sepuluh dinasti, yakni Dinasti I-X.

Periode kedua adalah era pertengahan yang dimulai dari tahun 2160-1585 SM. Pada masa ini, dinasti yang berkuasa mulai dari Dinasti XI-XVII. Pada era ini, Hyksos menyerbu Mesir.

Selanjutnya, periode ketiga atau kerajaan era baru (1585-1200 SM). Yang berkuasa adalah Dinasti XVIII-XX. Di saat inilah, Firaun berkuasa dan Musa keluar bersama kaumnya dari Mesir.

Terakhir, era kelemahan dan kemunduran (1200-332 SM) yang diwarisi oleh Dinasti XXI-XXX. Pada masa ini, Aleksander Macedonia masuk ke negeri Mesir.

 

sumber : Islam Digest Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement