REPUBLIKA.CO.ID, IDLIB -- Serangan udara oleh Rusia telah mengakibatkan sedikitnya 11 orang di Barat Laut Suriah yang dikuasai pemberontak. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan, enam orang meninggal, termasuk seorang anak, di desa Urum al-Jawz di Provinsi Idlib barat.
Empat korban lainnya, termasuk dua anak dinyatakan meninggal dalam penggerebekan di Kfarouma dibagian provinsi selatan. Satu orang lainnya, yakni Anas al-Dyab di kota Khan Sheikhoun yang merupalan sukarelawan pertahanan sipil sekaligus jurnalis meinggal dunia.
"Berduka atas meninggalnya seorang pahlawan... seorang sukarelawan dan aktivis media dengan Pusat Pertahanan Sipil di Idlib," tulis sukarelawan pertahanan sipil dalam sebuah posting Twitter seperti dikutip dari Aljazeera, Ahad (21/7) waktu setempat.
Seorang wartawan kantor berita AFP mengabarkan keluarga dan kerabat Dyab mendoakan dan mengucapkan bela sungkawa. Dyab telah dikafani.
Ibu dan ayahnya, sesama jurnalis serta petugas penyelamat menyaksikan Dyab dimakamkan di kota Idlib. Dyab tak bisa dimakamkan di kampung halamannya, Khan Sheikhun dengan alasan penyerangan dan pengeboman yang masih terus berlangsung.
Meskipun ada kesepakatan untuk tidak menyerang zona penyangga pada September untuk melindungi sekitar tiga juta orang dari serangan militer besar-besaran. Namun sejak bulan April, Presiden Bashar al-Assad dan Pemerintah Rusia telah memperingatkan terjadinya penyerangan dan pemboman di Idlib.
SOHR mengatakan kejadian tersebut meningkatkan jumlah warga sipil yang terbunuh oleh pemerintah Suriah. Saat ini, pemboman di barat laut Rusia bertambah menjadi 682 sejak serangan dimulai.
SOHR menjelaskan, sebanyak 53 warga sipil telah tewas oleh serangan pemberontak di daerah yang dikuasai. Kemudian, sekitar 1.500 pejuang di kedua belah pihak telah terbunuh dalam periode yang sama.