REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menuturkan, penciptaan entrepreneur atau wirausaha akan menjadi fokus pemerintah dalam pembangunan. Sebab, kewirausahaan merupakan salah satu kunci utama bagi masyarakat Indonesia untuk keluar dari kemiskinan.
Bambang menjelaskan, membangun jiwa entrepreneurship terutama difokuskan pada kelompok rentan miskin atau mereka yang selama ini sudah bergantung pada program bantuan sosial (bansos) pemerintah. Kewirausahaan dinilai Bambang dapat membantu mereka untuk tidak jatuh lagi ke tingkat kemiskinan.
"Atau bahkan naik lagi kesejahteraannya," ujarnya dalam sesi konferensi pers di Indonesia Development Program (IDF) 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Senin (22/7).
Saat ini, Bambang menambahkan, pemerintah sudah membuat beberapa program yang mengarahkan masyarakat rentan miskin ke arah kewirausahaan. Di antaranya pemberian kredit mikro yang kini sudah difasilitasi oleh pemerintah maupun swasta melalui perusahaan teknologi finansial (tekfin). Fasilitas ini diharapkan mampu menjadi modal awal penerimanya untuk membangun suatu usaha.
Bambang menjelaskan, kewirausahaan tidak hanya memberikan dampak positif dengan memberikan dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Di sisi lain, entrepreneurship diyakini mampu membantu memperbaiki masalah sosial. Misal, usaha yang fokus mengembangkan komoditas pertanian akan membantu petani pun di industri perikanan yang akan mendukung kesejahteraan nelayan.
Ke depannya, Bambang menambahkan, pemerintah ingin menciptakan ekosistem seperti co working space bagi perusahaan rintisan. Di mana, terdapat investor, inkubator hingga sistem pembayaran dalam satu wadah.
"Kita kumpulkan dari berbagai bidang, terutama yang memiliki dampak terhadap pembangunan," tuturnya.
Di sisi lain, Bambang mengatakan, keberadaan wirausaha akan membantu pertumbuhan lapangan kerja. Sebab, entrepreneurship membantu menarik investasi dalam bidang apapun yang berdampak pada penciptaan lapangan kerja. Khususnya investasi di sektor dengan nilai tambah tinggi, seperti makanan dan minuman.
Sembari menumbuhkan kewirausahaan, pemerintah juga fokus membangun tenaga kerja yang berkualitas dan cocok untuk kebutuhan industri. Oleh karena itu, Bambang menuturkan, keterampilan dalam pendidikan umum maupun vokasi terus menjadi perhatian. Khususnya dalam adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan digitalisasi yang kelak menjadi bagian utama kehidupan masyarakat.