Senin 22 Jul 2019 15:50 WIB

Tol Becakayu Dipastikan Pakai Lahan Islamic Center

Bangunan masjid Islamic Center tidak digusur.

Rep: Febriyan A/ Red: Dwi Murdaningsih
Parkir Liar di Kolong Tol Becakayu.Sejumlah mobil parkir di bawah kolong Tol Bekasi Cawang Kampung Melayu (Becakayu) di Jakarta Timur, Senin (17/6).
Foto: Republika/Fakhri Hermansyah
Parkir Liar di Kolong Tol Becakayu.Sejumlah mobil parkir di bawah kolong Tol Bekasi Cawang Kampung Melayu (Becakayu) di Jakarta Timur, Senin (17/6).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi memastikan konstruksi Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakyu) akan memakai lahan Islamic Center Bekasi. Meski sempat ada penolakan, pengelola Islamic Center akhirnya setuju setelah adanya negosiasi agar bangunan masjid tak ikut tergusur.

Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bekasi, Erwin Gwinda, mengatakan, pembangunan Tol Becakyu seksi 2A memang akan memakai sebagian lahan Islamic Center. Lahan itu terpakai untuk menyambungkan trase tol di Jalan KH Noer Alie dengan Jalan Suplemasi Kalimalang.

"Pengelola Islamic Center sudah setuju, karena untuk kepentingan proyek strategis nasional dan lahan Islamic Center itu memang milik Pemkot Bekasi," kata Erwin, Senin (22/7).

Ketua Pengurus Yayasan Nurul Islam KH Noer Alie pengelola Islamic Center Kota Bekasi, Paray Said, mengatakan, pihaknya saat ini sudah mengikhlaskan sebgaian lahan di sana digunakan sebagai trase Tol Becakayu. "Kita menyadari, lah, bahwa ini untuk kepentingan masyarakat banyak," kata Paray kepada Republika.

Paray menyebutkan, pihaknya juga tidak dalam posisi untuk menolak pembangunan tol menggunakan lahan Islmic Center. Sebab, lahan tersebut milik Pemkot Bekasi. "Tapi luas lahan uang terkena sekarang sudah seminimal mungkin setalah kita bicarakan dengan pemkot," ucap Paray.

Sebelumnya, pada Februari lau, pengelola Islamic Center menolak pembangunan Tol Becakayu memakai lahan Pusat Kegiatan Islam itu. Mereka keberatan karena bangunan Masjid Nurul Islam yang ada di komplek Islamic Center juga ikut terdampak.

"Sekarang Insya Allah tidak kena bangunan masjid, karena itu yang kita hindari kemarin," ujar Paray.

Dia menjelaskan, ketika penolakan dilakukan pada Februari lalu, lahan Islamic Center yang akan digunakan untuk konstruksi tol sekitar 8.000 meter persegi dari total luas lahan 3,2 hektare. Lalu, pihaknya melakukan negosisasi dengan pihak pemkot agar lahan yang terpakai tidak seluas itu, hingga akhirnya disepakati lahan yang terdampak hanya 4.986 meter persegi saja.

Meski bangunan masjid bisa diselamatkan, kata Paray, namun terdapat sejumlah bangunan lain yang terpaksa harus dirubuhkan dalam area selauas 4.986 meter persegi itu. Beberapa bangunan yang harus dibongkar itu adalah rumah imam, bangunan preschool, rumah kompos dan sebagian kecil bangunan bagian belakang asrama.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement