REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengungsi korban gempa bumi di Gane Luar Kabupaten Halmahera Selatan masih kekurangan tenda untuk tempat tinggal sementara. Mereka harus tinggal di tenda sebelum rumah mereka yang rusak dibangun kembali.
"Bantuan sudah terdistribusikan lewat jalur laut dan sudah diterima oleh warga yang mengungsi, tantangannya tenda yang kita kirimkan masih relatif kurang," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat di Jakarta, Senin (22/7).
Dia mengatakan tenda gulung yang dikirim Kemensos baru sebanyak 130 tenda. Kekurangannya akan ditambah dengan tenda dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang masih dalam proses pengiriman.
Logistik terutama untuk Desa Gane Luar sudah berhasil didistribusikan dengan bantuan dari TNI dan dikoordinasikan dengan Danrem setempat. Desa Gane Luar merupakan daerah terparah terdampak gempa.
Sebelumnya bantuan berupa 1.000 paket bahan pokok dari Kementerian Sosial sudah sampai pada Jumat (19/7) ke Desa Gane Luar dan Desa Bisui di Halmahera Selatan. Daerah paling parah terdampak gempa itu sulit dijangkau melalui jalur darat.
"Longboat (perahu bermesin) berangkat kemarin malam pukul 21.00 WIT dari Pelabuhan Mafa menuju ke desa-desa di pesisir pantai Halmahera Selatan sebagai daerah yang paling parah terdampak gempa," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita.
Mensos yang melihat langsung lokasi gempa menyatakan Gane Luar memang sulit diakses karena tidak ada jalan. Saat meninjau lokasi, warga yang mengungsi masih menempati pengungsian darurat yang dibangun sendiri dari kayu beratap daun rumbia.