Rabu 24 Jul 2019 15:08 WIB

Myanmar Belum Siap Repatriasi Pengungsi Rohingya

Myanmar tidak menunjukkan adanya rekonstruksi permukiman untuk Rohingya.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Pegungsi Rohingya menjual sayuran kamp pengungsi Kutupalong, Bangladesh,
Foto: Altaf Qadri/AP
Pegungsi Rohingya menjual sayuran kamp pengungsi Kutupalong, Bangladesh,

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Myanmar menyatakan siap untuk memulai repatriasi terhadap lebih dari 700 ribu pengungsi Rohingya yang mengungsi ke Bangladesh. Namun, laporan Lembaga Kebijakan Strategis Australia (ASPI) menyatakan, citra satelit menunjukkan tidak ada tanda-tanda rekonstruksi di sebagian besar permukiman yang akan ditempati oleh para pengungsi dan tampak masih ada kerusakan. 

"Kerusakan yang berkelanjutan dari area perumahan sepanjang 2018 dan 2019 menimbulkan pertanyaan serius tentang kesediaan pemerintah Myanmar untuk memfasilitasi proses repatriasi yang aman dan bermartabat," ujar peneliti Pusat Kebijakan Cyber Internasional ASPI, Nathan Ruser, Rabu (24/7). 

Baca Juga

Laporan ASPI menggambarkan pola sekuritisasi di wilayah Myanmar sejak 2017, dengan enam fasilitas yang dicurigai sebagai pangkalan militer yang dibangun di atas bekas pemukiman Rohingya. Berdasarkan investigasi Reuters pada Desember 2018 menemukan bahwa pihak berwenang telah membangun rumah bagi umat Budha di daerah Rohingya.

Sebuah peta permukiman telah dirancang oleh pemerintah bagi pengungsi Rohingya. Pemerintah Myanmar menyatakan, para pengungsi tidak akan kembali ke desa asal mereka, namun ditempatkan ke beberapa pemukiman lain. 

Diketahui pada awal Juli, pemerintah India menyerahkan 250 rumah prefabtikasi atau rakitan ke beberapa desa di Rakhine utara kepada keluarga Hindu yang kehilangan tempat tinggal akibat kekerasan. Namun, tidak ada bantuan rumah bagi etnis Rohingya. 

"Orang-orang Hindu dan Rakhine kehilangan rumah mereka dan kami juga kehilangan rumah. Kami, Rohingya, berharap dapat memiliki rumah seperti mereka," ujar seorang warga desa Rohingya di kota Maungdaw, Zuyarman. 

Juru bicara pemerintah Myanmar belum memberikan komentar terkait pemukiman bagi etnis Rohingya. Wakil Direktur Departemen Administrasi Umum Rakhine, Kyaw Swar Tun juga menolak untuk memberikan komentar. 

Myanmar telah berulang kali mengatakan siap untuk memulangkan kembali para pengungsi Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh. Sebuah laporan unit manajemen bencana dari Perhimpunan Asia Tenggara (ASEAN), telah memuji upaya Myanmar untuk mengembalikan para pengungsi.

Berdasarkan laporan AHA Centre yang telah bocor ke media pada Juni,  memperkirakan bahwa 500 ribu pengungsi Rohingya akan kembali ke Myanmar dalam waktu dua tahun. Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan, laporan tersebut menutupi kekejaman dan mengabaikan konflik yang sedang berlangsung di Myanmar. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, kondisi di Rakhine belum kondusif untuk repatriasi. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement