Senin 29 Jul 2019 12:48 WIB

Kemenristekdikti Sayangkan Rendahnya Tingkat Inovasi

Pemda diminta menguatkan peran inovasi dalam program pembangunan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Inovasi teknologi, ilustrasi
Foto: AP Photo
Inovasi teknologi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi ( Kemenristekdikti) menyoroti rendahnya tingkat inovasi di Indonesia. Kemenristekdikti meminta pemerintah daerah (Pemda) menguatkan peran inovasi dalam program pembangunan.

Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe menyebut dari data yang diperolehnya Indonesia berada di peringkat 36 dalam indeks daya saing dan peringkat 85 dalam indeks inovasi global. Ia menilai perlu ada upaya drastis untuk mendorong inovasi sekaligus penggunaannya hingga ke daerah.

"Perlu usaha besar untuk jadikan bangsa kita maju dan mandiri. Pemda sekarang jadi ujung tombak pembangunan ke depan," katanya pada wartawan dalam Penjurian Anugerah Iptek 2019 bagi Pemerintah Provinsi, Senin (29/7).

Ia menyayangkan Indonesia yang belum mampu meningkatkan inovasi di tengah kekayaan alam dan hayatinya. Ia mencontohkan Korea Selatan dan Singapura mampu menjadi negara maju karena penggunaan inovasinya.

"Negara bisa maju meski enggak punya SDM cukup,mereka bisa maju misal Korsel, Singapura. Pemerintah sudah tetapkan pembangunan ke depan harus bertumpu pada iptek dan inovasi," ujarnya.

Jumain memandang penguatan inovasi dapat menuntaskan permasalahan bangsa. Sebab inovasi bakal melahirkan solusi-solusi baru. Kemudian tujuannya agar Indonesia menjadi negara kuat dan mandiri. Secara khusus, ia meminta Pemda melaksanakan penguatan sekaligus penerapan inovasi.

"Inovasi jadi referensi kita membangun daerah. Tentu perlu persyaratan agar dapatkan iptek dan inovasi dengan baik. Berbagai stakeholders harus berperan dalam hal ini, yaitu triple helix (akademisi, dunia usaha, pemerintah)," ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement