Senin 29 Jul 2019 19:44 WIB

Pratikno Protes Kalau Nama Depannya Ditambah Profesor

Gelar dinilai profesor memiliki tanggung jawab besar.

Menteri Sekreteris Negara Pratikno memberikan keterangan pers terkait usulan Plt Gubernur dari Kememdagri, di kantornya, Senim (29/1).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Menteri Sekreteris Negara Pratikno memberikan keterangan pers terkait usulan Plt Gubernur dari Kememdagri, di kantornya, Senim (29/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno selalu protes jika Biro Administrasi Aparatur di kementerian yang dipimpinnya menambahkan gelar profesor di depan nama Pratikno. Menurutnya, gelar profesor memiliki tanggung jawab sangat besar.

"Bagi saya itu berat sekali tanggung jawabnya, dan saya rasa tidak relevan untuk menaruh itu di sini, di sini bukan jabatan akademik," kata Pratikno ketika melantik tiga pejabat struktural di lingkungan Kemensetneg di Jakarta, Senin (29/7).

Baca Juga

Menurut mantan Rektor UGM Yogyakarta itu, ketika seseorang menduduki jabatan struktural, maka yang bersangkutan harus selalu membuka diri untuk terus belajar.

Bukan ijazah pertama, kedua atau ketiga, tetapi adalah proses belajarnya. Lagipula, kata Pratikno, kepintaran itu tidak ada hubungannya dengan umur, pangkat maupun golongan.

"Karena kehebatan seseorang tidak bisa dilihat dari ijazah S1 atau ijazah S2-nya ijazah S3-nya atau dari gelar profesornya," ucap pria kelahiran Bojonegoro, Jatim, 57 tahun lalu ini.

Dalam kesempatan itu, Pratikno mengingatkan para pejabat di Kemensetneg termasuk yang baru dilantik untuk hati-hati dalam bekerja. Ia juga mengingatkan semua pejabat untuk terus-menerus melakukan inovasi.

"Apalagi dalam dunia yang berubah selalu saya katakan moving ke digital saya katakan generasi saya generasi analog, harus belajar kepada para yunior, generasi digital," tuturnya.

Ia mengingatkan tak ada lagi zamannya pejabat struktural itu 'sok' menjadi bos dan tak mau mendengar.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement