REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Warisan Dunia UNESCO Tambang Batu Bara Ombilin, Sawahlunto di Sumatra Barat akan dikelola oleh badan khusus. Pengelolaannya akan melibatkan pemerintah pusat, daerah, perguruan tinggi dan masyarakat.
"Itu salah satu hasil rapat koordinasi tindaklanjut penetapan 'Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto," kata Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dihubungi dari Padang, Senin.
Menurut Irwan, Badan Pengelola Warisan Alam Dunia, Warisan Budaya Dunia, dan Warisan Budaya Tak Benda Dunia itu terdiri atas Tim Pengarah Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Menteri/Kepala LeTammbaga terkait, pemerintah daerah dan unsur masyarakat. Tim Pelaksana diusulkan diketuai oleh Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Kemenko PMK dan Wakil Ketua I adalah Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud, dan Wakil Ketua II adalah Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Sementara itu, bidang-bidang dalam badan pengelola terdiri dari Bidang Perlindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan yang diketuai oleh masing-masing eselon II Kementerian/Lembaga terkait dapat melibatkan unsur dari perguruan tinggi dan masyarakat. Selain itu, Irwan mengatakan, perlu segera disusun rencana aksi diikuti program, kegiatan, dan anggaran pusat dan daerah untuk diusulkan dalam RPJMN 2020-2024.
Irwan menyatakan, perlu komitmen dan timeline dalam pemenuhan keputusan Komite Warisan Dunia beserta rekomendasi dari Advisory Bodies (IUCN, ICOMOS dan ICCROM). Irwan meyakini beberapa keputusan yang diambil dalam rapat koordinasi itu akan memberikan dampak positif terhadap pengelolaan Warisan Dunia di Sumbar.
Menurut Irwan, dalam salah satu kesepakatan itu juga Warisan Budaya Tambang Ombilin juga akan diusulkan menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Hal itu sejalan dengan fokus pembangunan Sumbar saat ini yang mengarah pada pariwisata.