Rabu 31 Jul 2019 12:13 WIB

Emil Keluarkan Larangan Penjualan Hewan Kurban Pinggir Jalan

Penjualan hewan kurban di trotoar dinilai mengurangi keindahan kota.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Hewan kurban
Foto: Republika TV/Muhammad Rizki Triyana
Hewan kurban

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengeluarkan surat edaran kepada kepala daerah 27 kabupaten/kota di Jabar terkait manajemen kurban, Rabu (31/7). Menurut Ridwan Kamil, menjelang Idul Adha tahun ini, ia ingin memastikan bahwa tidak ada lagi penjualan hewan kurban yang dilakukan di trotoar atau pinggir jalan.

Selain mengganggu hak pejalan kaki, penjualan hewan kurban di trotoar juga dinilai mengurangi keindahan kota. "Hari ini akan mengeluarkan Surat Edaran Gubernur untuk para bupati dan walikota, saya ingin manajemen kurban yang lebih baik tahun ini," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil usai melepas tim pemeriksa hewan kurban di halaman Gedung Pakuan, Kota Bandung, Rabu (31/7).

Baca Juga

Emil menjelaskan tidak boleh ada penjualan hewan kurban yang mengganggu ketertiban umum. "Caranya difasilitasi di lapangan, jangan di trotoar yang mengganggu hak pejalan kaki," katanya.

Dalam surat edaran itu, menurut Emil, gubernur juga bakal mewajibkan konversi penggunaan kantong kresek untuk daging kurban menjadi besek atau daun pisang. "Saya kira itu budaya daerah yang layak untuk dikembangkan," katanya.

Menurut Emil, untuk memaksimalkan penjualan dan memfasilitiasi para muzaki (orang yang wajib membayar zakat) yang terbiasa berbelanja online, ia menginginkan penjualan hewan kurban pun bisa dilakukan secara online. Poin edaran berikutnya, kata dia, terkait pendistribusian daging kurban yang harus dilakukan secara merata.

Emil pun tidak ingin penumpukan daging kurban ada di perkotaan, tapi harus merata hingga perdesaan yang membutuhkan. "Pastikan saat distribusinya ada kemerataan, jangan bertumpuk di kota tapi daging yang dipotong di kota di distribusikan ke pelosok seperti wilayah Jabar selatan yang lebih membutuhkan," katanya.

Sementara itu, untuk memastikan kesehatan hewan kurban, sebanyak 174 orang pemeriksa kesehatan hewan kurban resmi dilepas pada Rabu (31/7) oleh Emil. Mereka yang terdiri dari para dokter PDHI Jabar, mahasiswa kedokteran Unpad, hingga dinas terkait ini bertugas memastikan keamanan, kesehatan, dan kehalalan hewan kurban.

Tim bakal melakukan pemeriksaan hewan kurban sejak H-14 hingga pelaksanaan pemotongan. Mereka juga telah memberikan pelatihan kepada 1.800 pengurus DKM dan panitia pemotongan kurban.

Emil pun berharap proses kurban di Jabar tahun ini berjalan lancar. Setiap tahunnya, rata-rata Jabar menyiapkan hewan kurban sebanyak 250 ribu ekor.  Hewan masih didominasi oleh domba, kemudian sapi dan kambing.

Emil menilai, jumlah hewan kurban yang banyak ini adalah bukti ekonomi Jabar sedang membaik. Jumlah muslim di Jabar sendiri berjumlah 45 juta orang lebih dari hampir 50 juta total jumlah penduduk. Menurutnya, per April 2019 jumlah warga miskin di Jabar berkurang sebanyak 230 ribu.

"Saya laporkan juga per April 2019 jumlah warga miskin di Jabar berkurang 230 ribu jadi ini adalah sebuah progres yang kalau dihubungkan dengan kurban ada korelasinya, mudah-mudahan makin hari tingkat kesejahteraan masyarakat makin meningkat dengan kurban yang makin banyak dan berkurangnya penerima kurban," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement