Kamis 01 Aug 2019 02:10 WIB

Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijah

10 hari pertama pada bulan Dzulhijah mengandung keutamaan yang besar

Umat muslim melaksanakan salat Idul Adha 10 Dzulhijjah 1439 Hijriah secara berjamaah di masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (22/8).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Umat muslim melaksanakan salat Idul Adha 10 Dzulhijjah 1439 Hijriah secara berjamaah di masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (22/8).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Achmad Satori Ismail

Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada hari di mana amal saleh pada hari itu lebih dicintai Allah 'Azza wa Jalla daripada hari-hari ini--yakni 10 hari pertama Dzulhijah."

Baca Juga

Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?"

Beliau menjawab, "Tidak juga jihad fi sabilillah kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa, raga, dan hartanya, kemudian tidak bersisa lagi" (HR Bukhari).

Kalau pada Ramadan, ada 10 hari terakhir yang mulia. Sebab, di dalamnya umat menanti Lailatul Qadar.

Adapun pada bulan Dzulhijah, ada 10 hari pertama yang utama. Pada masa itu, amal saleh yang dikerjakan menjadi sangat dicintai Allah, bahkan melebihi jihad fi sabilillah. 

Allah bersumpah dengan keutamaan hari-hari tersebut dalam Alquran, "Demi waktu fajar. Dan malam yang sepuluh" (QS. al-Fajr: 1-2).

Di antara 10 hari ini, yang paling utama adalah hari Haji Akbar, yaitu 10 Dzulhijjah. Itu disebut pula Hari Nahar. "Sesungguhnya hari yang paling agung di sisi Allah SWT adalah Hari Nahar, lalu Hari Tasyrik (setelah Hari Nahar)" (HR Abu Dawud, disahihkan oleh Hakim).

 

Amal-Amal Saleh yang Dianjurkan

Di antara amal saleh yang disyariatkan pada 10 hari pertama Dzulhijjah sebagai berikut.

Pertama, melaksanakan ibadah haji dan umrah. "Dan haji mabrur, tidak ada balasan untuknya selain surga." (HR Muslim).

Kedua, memperbanyak shalat sunah. "Hendaknya kamu memperbanyak sujud lillah, karena tidaklah kamu bersujud kepada Allah sekali saja, kecuali Allah akan mengangkat derajatmu karenanya dan menggugurkan dosamu karenanya." (HR Muslim).

Ketiga, berpuasa selama sembilan hari, terutama hari Arafah. "Bahwa Rasulullah SAW biasa berpuasa sembilan hari bulan Dzulhijjjah, hari 'Asyura serta tiga hari dalam setiap bulan." (HR Ahmad dan Nasa'I dari Hafshah RA). Imam Nawawi menjelaskan bahwa puasa pada hari-hari tersebut sangat dianjurkan. Khususnya pada tanggal sembilan (yakni Hari Arafah) bagi yang tidak berada di Arafah. "Berpuasa pada hari 'Arafah dapat menghapuskan dosa di tahun yang lalu dan setelahnya." (HR Muslim).

Keempat, bertakbir dan berzikir. "Dan agar mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan."(QS Al-Hajj: 28).

Kelima, berkurban pada Hari Nahar (tanggal 10 Dzulhijah) atau pada hari-hari Tasyrik (11, 12 dan 13 Dzulhijah). "Barang siapa yang memiliki kemampuan, namun tidak berkurban, maka janganlah sekali-kali mendekati tempat shalat kami." (Shahih At-Targhiib).

Keenam, memperbanyak amal saleh, seperti sedekah, membaca Alquran, birrul waalidain (berbuat baik kepada orang tua), silaturahim, memenuhi kebutuhan kaum Muslimin, menghibur orang yang tertimpa musibah, dan sebagainya.

Ketujuh, bertaubat dari dosa dan maksiat serta menjauhi larangan Allah. "Sesungguhnya Allah cemburu, orang mukmin pun cemburu, dan kecemburuan Allah adalah apabila seorang mukmin mengerjakan larangan-Nya." (HR Muslim).

Kedelapan, melaksanakan shalat Idul Adha.

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement