REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKARAYA— Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Tengah ikut mengkaji dampak rencana pemindahan ibu kota negara dari wilayah DKI Jakarta ke wilayah Kalimantan.
"MUI sebagai pengawal dan benteng umat akan mengkaji berbagai dampak yang disebabkan rencana pemindahan itu melalui dialog pagi," kata Sekretaris MUI Kalimantan Tengah, Bulkani, di Palangka Raya, Jumat (2/8).
Bulkani mengatakan acara dialog untuk membahas dampak rencana pemindahan ibu kota negara ke wilayah Kalimantan rencananya digelar Sabtu (3/8) di Masjid Raya Darusalam, Palangka Raya, dengan menghadirkan akademisi dan ulama.
MUI rencananya menghadirkan Ketua Dewan Riset Kalimantan Tengah Prof ulmin Gumiri dan Rektor IAIN Palangka Raya Dr Khairil Anwar dalam acara dialog.
"Pemindahan ibu kota tentu akan membawa dampak positif dan negatif kepada umat. Untuk itu sudah seharusnya kami melaksanakan kegiatan ini sebagai pengawal dan benteng umat," kata Bulkani.
Acara dialog diharapkan bisa menjadi ajang berbagi pandangan dan menyampaikan masukan kepada pengambil kebijakan berkenaan dengan rencana pemindahan ibu kota negara. "MUI rencananya melaksanakan kegiatan ini secara berkelanjutan dengan mengangkat berbagai isu aktual. Setidaknya dua bulan sekali kami akan lakukan," kata Bulkani.