Sabtu 03 Aug 2019 13:45 WIB

Rentetan Bom Bangkok Ganggu Pertemuan ASEAN

Ancaman bom ini terjadi saat ASEAN menggelar pertemuan tingkat menteri luar negeri.

Penyelidik mengamankan area dimana ledakan melukai orang di Bangkok, Thailand, Jumat (2/8).
Foto: AP Photo/Gemunu Amarasinghe
Penyelidik mengamankan area dimana ledakan melukai orang di Bangkok, Thailand, Jumat (2/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Serangkaian ledakan bom mengguncang Bangkok, Thailand, Jumat (2/8) pagi waktu setempat. Insiden itu terjadi saat Negeri Gajah Putih sedang menjadi tuan rumah pertemuan menteri luar negeri ASEAN.

Kolonel Polisi Kamtorn Uicharoen mengatakan, terdapat enam bom yang meledak di tiga lokasi berbeda di Bangkok. Tiga bom di antaranya meledak di kompleks pemerintahan di Chaeng Wattana. Satu bom di sana dilaporkan gagal meledak.

Kemudian, dua bom lainnya meledak di dekat stasiun BTS Skytrain Chong Nonsi sebelum pukul 09.00. Satu bom di antaranya meledak di depan King Power Mahanakhon Building. "Bom di kedua daerah ini adalah perangkat peledak improvisasi yang dipicu oleh penghitung waktu," kata Uicharoen.

Ledakan bom memang tak berskala besar. Namun, peristiwa itu tetap membuat warga Bangkok panik. "Saya baru saja keluar dari stasiun dan saya dengar dentuman yang sangat keras. Ada kilatan cahaya dan asap. Orang-orang panik dan bergegas," ungkap salah seorang saksi mata.

Insiden ledakan di Chong Nonsi menyebabkan empat orang terluka, tiga di antaranya adalah wanita. Erawan Emergency Medical Centre menye but mereka yang menjadi korban tak mengalami luka serius. Saat ini mereka menjalani perawatan di rumah sakit.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut. Namun, kepolisian di sana telah menangkap dua pria yang diduga terlibat dalam peristiwa itu.

Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha mengutuk serangan bom di Bangkok. Ia telah memerintahkan kepolisian mengusut tuntas ka sus tersebut. Dia pun meminta ma syarakat tidak panik.

"Kita harus menunjukkan upaya kolektif kita untuk memerangi mereka yang berniat merusak negara. Jangan biarkan mereka berdiri bersama kita di masyarakat," ujarnya dalam sebuah pernyataan, dikutip laman the Straits Times.

Sebelum serangan bom di Bangkok terjadi, kepolisian Thailand sempat menemukan dua bom palsu di dekat Centara Hotel pada Kamis (1/8). Hotel itu diketahui digunakan untuk menghelat Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ke-52. Acara itu turut dihadiri Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo dan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi.

Sejak saat itu, pengamanan di sekitar hotel diperketat, termasuk di pusat perbelanjaan Central World yang berada di dekat Centara Hotel. Setiap pengunjung yang membawa ransel di Central World diperiksa petugas.

Pejabat Kementerian Luar Negeri Thailand Arthayudh Srisamoot mengatakan, insiden ledakan bom di Bangkok tak berdampak pada pertemuan menteri luar negeri ASEAN. Semua delegasi yang hadir pun dalam kondisi aman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement