REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menjelaskan beberapa hal yang membuat jabatan ketua MPR RI menarik diperebutkan. Ha-hal tersebut mulai dari fasilitas hingga kewenangan.
"Saya kira tetap saja menarik kursi MPR itu, ya tadi ada fasilitas yang membuat dia tampil beda dengan yang lain, kemudian fasilitas protokoler, anggaran beda dari anggota," kata Lucius saat ditemui di Jakarta, Rabu (7/8).
Hal lain yang membuat kursi MPR begitu diincar oleh banyak partai, ia menyebutkan, masing-masing partai membawa agenda tersendiri, terutama agenda mengamandemenkan terbatas UUD 1945. "Ada PDIP yang niatnya mau masukin kembali GBHN, saya kira agenda-agenda ini yang membuat kursi MPR ini pantas diperebutkan," ujarnya.
Ia menambahkan, kerja utama MPR adalah untuk memastikan agenda amandemen terbatas itu bisa dieksekusi diperiode selanjutnya. Jangan sampai, ia mengatakan, amandemen justru menyisakan banyak hal yang tumpang tindih seperti pembentukan DPD yang dianggap tidak memiliki kewenangan yang jelas.
"Ini kan negara ini membiayai lembaga yang tidak jelas, maka harus dijelaskan betul kalau amandemen itu disiapkan betul, lembaga ini kalau ingin dipertahankan tugasnya seperti apa sehingga tidak tumpang tindih dengan lembaga lain," jelasnya.
Berebut kursi ketua MPR RI