Kamis 08 Aug 2019 14:47 WIB

Pesan Sandi ke Prabowo: Tetap Oposisi

Peran oposisi dinilai perlu untuk mengoreksi dan memberi masukan konstruktif.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) berjalan memasuki ruangan Pembukaan Kongres V PDI Perjuangan di Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (8/8/2019).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) berjalan memasuki ruangan Pembukaan Kongres V PDI Perjuangan di Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (8/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha yang juga politikus Sandiaga Uno memberikan saran pada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto agar tetap berada di oposisi. Saran itu disampaikan Sandiaga sebelum Prabowo menghadiri kongres PDIP di Bali.

"Saya sudah sampaikan ke Pak Prabowo sebelum beliau berangkat juga kemarin, ini pandangan pribadi saya bahwa harus ada yg ada di luar pemerintahan untuk membantu mengkaji (kebijakan)," kata Sandiaga saat ditemui di Kompleks Parlemen RI, Jakarta, Kamis (8/8).

Sandiaga mengatakan peran oposisi perlu diambil Prabowo untuk mengoreksi dan memberikan masukan yang konstruktif. Eks cawapres Prabowo itu menilai, bila semuanya ada dalam pemerintahan, peran koreksi tidak akan bisa dimainkan secara optimal.

Keputusan untuk berkoalisi maupun beroposisi tetap berada di tangan Gerindra maupun PDIP. Namun, Sandi menegaskan, 68 juta rakyat Indonesia pada Pemilu 2019 telah memilih Prabowo-Sandi. Artinya, para pemilih mereka harus dikanalisasi melalui oposisi.

Lebih lanjut, Sandi memandang positif kehadiran Prabowo di pembukaan Kongres PDIP. Menurut Sandi, Prabowo membuka peluang untuk berdiskusi demi kemajuan bangsa.

"Dia selalu mengedepankan kepentingan bangsa dan negara. Jadi kalau baperan itu kan gak dateng, kalau Pak Prabowo enggak sama sekali. Beliau melihat ini peluang untuk membuka satu upaya bersama banyak permasalahan bangsa yang kita dapat," ujar Sandiaga.

Menurut Sandiaga, berkumpulnya pimpinan partai di Kongres PDIP adalah waktu yang tepat untuk bicara mengenai masalah kebangsaan. "Mumpung kita punya waktu yang cukup untuk tdk terjebak dalam siklus pembahasan lima tahunan siklus politik," ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement