REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Perajin bendera merah putih dan umbul-umbul di Jalan Dr Rajiman Kecamatan Laweyan Kota Solo banjir pesanan menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74. Seorang perajin bendera bernama Nurhadi mengatakan produksinya rata-rata mencapai 150 potong per hari. Angka produksi itu naik sekitar 50 persen dibanding hari biasa.
Menurut Nurhadi, perayaan HUT RI pada 17 Agustus merupakan momen terbaik untuk memproduksi bendera merah putih dan umbul-umbul untuk hiasan di kampung. "Bendera Merah Putih dan umbul-umbul mencapai lebih dari lima ribu potong per bulan," kata pria 64 tahun tersebut.
Nurhardi menggeluti bisnis pembuatan bendera dan umbul-umbul sejak 20 tahun yang lalu hingga sekarang. Hasilnya cukup lumayan karena pada momen HUT RI banyak pesanan dari berbagai daerah. Bahkan bendera dan umbul-umbul produksinya pesanan juga datang dari luar wilayah Solo Raya seperti Salatiga dan Semarang melalui media daring.
Soal harga bervariasi tergantung ukuran bendera. Bendera besar berukuran 120 x 180 sentimeter bisa dijual Rp 65 ribu per potong. Bendera ukuran kecil 60 x 90 sentimeter dijual Rp 15 ribu per potong dan untuk umbul-umbul hanya ditawarkan Rp 35 ribu per potong.
"Kami membuat bendera juga melayani sesuai permintaan pemesan dan harga bisa menyesuaikan ukuran," katanya. Menurut Nurhadi, kerajinan bendera dan umbul-umbul produksinya sudah laku lebih dari 15 ribu potong selama tiga bulan terakhir.
Bahan baku kain untuk bendera mudah dicari dan tidak ada kendala karena Solo adalah salah satu sentra produksi tekstil di Jawa Tengah. Bahan kain jenis peles banyak dijumpai di pasar-pasar kain seperti Klewer dan Beteng Trade Center.
"Saya dibantu tiga orang tenaga kerja atau penjahit rata-rata mampu memproduksi hingga 95 potong per hari. Saya mulai produksi sudah sejak awal Juni hingga sekarang untuk melayani pesanan pelanggannya," katanya.