Jumat 09 Aug 2019 05:35 WIB

Warga Jambi Mulai Terdampak Karhutla

sap masuk rumah dan terasa menyengat pada malam hari mulai pukul 22.00 WIB

ilustrasi kebakaran hutan dan lahan
Foto: Humas Kementan
ilustrasi kebakaran hutan dan lahan

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Sebagian wilayah di Provinsi Jambi mulai terdampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Dalam sepekan terakhir, karhutla terjadi di beberapa titik.

Karhutla salah satunya terjadi di lahan gambut di Desa Sipin Teluk Duren, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muarojambi. Hingga kemarin, lahan tersebut masih terbakar.

Warga desa setempat menyebut, asap masuk rumah dan terasa menyengat pada malam hari mulai pukul 22.00 WIB.

"Sejak lima malam terakhir, asap dari kebakaran masuk rumah pada malam hari. Kalau sudah pagi tidak ada. Mungkin karena pada malam hari tidak ada angin," kata Zulkarnain, warga Desa Sipin Teluk Duren saat ditemui di lokasi kebakaran, Kamis (8/8).

Zulkarnain menyebut, lahan gambut yang terbakar sebagian milik masyarakat. Warga berusaha agar api tidak merambat ke areal perkebunan perusahaan, tempat mereka bekerja. Lahan yang terbakar milik masyarakat itu tidak merambat ke lahan perusahaan karena ada kanal pembatas.

Berdasarkan laporan Antara, Satgas Karhutla yang terdiri atas TNI, Polri, BPDB, Dishut, Manggala Agni, dan masyarakat terus berupaya memadamkan api di lahan gambut melalui udara dan darat. Upaya pendinginan sisa kebakaran juga terus dilakukan. Apalagi, kedalaman gambut di daerah itu ada yang mencapai lima meter.

Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Republik Indonesia Nazir Foead ikut memantau proses pemadaman di Desa Sipin Teluk Duren tersebut. Bahkan, ia juga ikut melakukan pendinginan dengan menyemprotkan air di lahan gambut yang terbakar.

"Dari laporan kawan-kawan, ini hari ke-11 masih terbakar. Tim satgas masih fokus menggunakan air di sekat ini untuk memadamkan api sekitar 200 meter. Kemudian sudah aman mereka lebih ke dalam lagi, tapi jauh dari kanal dan harus membuat sumber air baru," katanya.

Nazir menyebut, lahan gambut yang terbakar belum masuk program BRG. Namun, dia memastikan lahan yang terbakar akan masuk program untuk pemeliharaan pada tahun depan. Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah membuat titik-titik sumur bor agar jika ada api bisa langsung dipadamkan.

"Kita tahun ini membantu membasahi. Ini darurat kita padamkan dulu nanti untuk tahun depan, BRG akan membuat program memulihkan tata gambutnya untuk membasahi seperti pembuatan sumur bor," kata Nazir.

Dansatgas Karhutla Jambi Elphis Rudi mengatakan, ada 36 hektare area yang terbakar di Desa Sipin Teluk Duren yang berbatasan dengan Desa Arang-Arang. Puluhan hektare lahan itu merupakan lahan masyarakat. Tim pemadam sudah berhasil memadamkan sekitar 29 hektare lahan yang terbakar. "Kalau saya lihat ini memang ada unsur kesengajaan dalam membakar lahan," katanya.

Elphis mengimbau, seluruh warga dan pengelola perusahaan perkebunan agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Apalagi, selama musim kemarau api sekecil apa pun dapat merambat dengan cepat.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement