Jumat 09 Aug 2019 12:12 WIB

Kiswah Pakaian Abadi Baitullah

Kiswah dibuat dari kain sutera murni berwarna hitam pekat.

Rep: Islam Digest Republika/ Red: Agung Sasongko
Kiswah
Foto: makkah.net
Kiswah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu hal yang selalu menarik perhatian dari Ka'bah adalah proses penggantian kiswah. Setiap tahun, pakaian kebesaran Baitullah itu biasa diganti.

Kiswah dibuat dari kain sutera murni berwarna hitam pekat. Kiswah dihias dengan sulaman kaligrafi berupa ayat-ayat Alquran dan hiasan-hiasan khusus bernuansa islami yang terbuat dari benang berlapis emas dan perak.

Terdapat lima bgian kiswah yang menutupi Ka'bah. Empat bagian untuk menutupi empat sisi Ka`bah, termasuk bagian atasnya. Sedangkan satu bagian lagi untuk menutup bagian pintu.

Ka'bah telah dipilih oleh Allah SWT sebagai Baitullah atau rumah Allah yang menjadi pusat kiblat bagi seluruh umat Islam di dunia untuk melakukan shalat lima waktu.

Itulah yang membuat Ka'bah begitu istimewa dan mulia di mata umat Islam.

Sejak dulu,  para kalifah memberikan Ka'bah pakaian untuk menghargai nilai-nilai keistimewaannya dan melindunginya dari berbagai macam kotoran serta debu.

Memelihara Ka'bah adalah tugas yang diperintahkan Allah SWT. Dalam Surat Al Baqarah ayat 125, Sang Khalik berfirman, /“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: 'Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i`tikaaf, yang ruku` dan yang sujud'.

Menurut sejarah, Ka’bah sudah diberi kiswah sejak zaman Nabi Ismail AS, putra Nabi Ibrahim AS. Namun tidak ada catatan yang mengisahkan kiswah pada zaman Nabi Ismail terbuat dari apa dan berwarna apa. Baru pada masa kepemimpinan Raja Himyar As’ad Abu Bakr dari Yaman, disebutkan kiswah yang melindungi Ka'bah terbuat dari kain tenun.

Kebijakan Raja Himyar untuk memasang kiswah sesuai tradisi Arab yang berkembang sejak zaman Ismail as diikuti oleh para penerusnya. Pada masa Qusay ibnu Kilab, salah seorang leluhur Nabi Muhammad yang terkemuka, pemasangan kiswah pada Ka’bah menjadi tanggung jawab masyarakat Arab dari suku Quraisy.

Nabi Muhammad SAW sendiri juga pernah memerintahkan pembuatan kiswah dari kain yang berasal dari Yaman. Sedangkan empat khalifah penerus Nabi Muhammad yang termasuk dalam Khulafa al-Rasyidin memerintahkan pembuatan kiswah dari kain benang kapas.

Sementara itu, pada era Kekhalifahan Abbassiyah,  Khalifah ke-4 al-Mahdi memerintahkan supaya kiswah dibuat dari kain sutra Khuz. Pada masa pemerintahannya, kiswah didatangkan dari Mesir dan Yaman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement