Sabtu 10 Aug 2019 10:04 WIB

Tarif Ojol Naik, Banyak yang Pro atau Kontra?

Kenaikan tarif ojek daring direspons bervariasi oleh beberapa pelanggan

Rep: Redaksi WE Online(Warta Ekonomi)/ Red: Redaksi WE Online(Warta Ekonomi)
Tarif Ojol Naik, Banyak yang Pro atau Kontra?. (FOTO: Yulius Satria Wijaya)
Tarif Ojol Naik, Banyak yang Pro atau Kontra?. (FOTO: Yulius Satria Wijaya)

Kenaikan tarif ojek daring direspon bervariasi oleh beberapa pelanggan, ada yang setuju dan ada pula yang menolak karena dinilai kemahalan untuk jarak jauh.

Baca Juga: Viral, Netizen Geram dengan Ulah Customer yang Beri Driver Ojol Bintang 1

Salah seorang pelanggan ojek daring, Iswahyudi (35) dikutip dari Antara mengaku tidak keberatan dengan kenaikan tarif.

"Kenaikannya masih wajar, biasanya saya jarak dekat sekitar di bawah 3 km ongkosnya Rp9 ribu, sekarang menjadi Rp10 ribu untuk pembayaran tunai," kata Iswahyudi di sekitar mal Pejaten, Jakarta Selatan, Jumat.

Menurut dia, kenaikan tarif tentunya bakal memperbaiki kehidupan mitra pengemudi. Baginya, ojek daring merupakan sarana angkutan alternatif untuk jarak dekat.

"Kalau perjalanan jarak jauh, saya memilih naik transportasi lain seperti busway atau KRL Jabodetabek," ujar Iswahyudi yang mengaku bekerja di kawasan Buncit Raya, Jakarta Selatan.

Hal senada juga dikatakan pelanggan ojek daring lainnya, Hendrizal (28). Menurut dia, meski tarif ojek daring naik, namun relatif masih lebih murah dibandingkan ojek konvensional atau ojek pangkalan.

"Misal dari mal Pejaten ke stasiun Pasar Minggu, ongkosnya Rp10 ribu tunai, kalau dapat promo bisa lebih murah. Bandingkan dengan ojek pangkalan, tidak mungkin segitu," katanya.

Bagi dia, ojek daring merupakan salah satu sarana angkutan alternatif yang sifatnya pilihan. Dengan kenaikan tarif, dirinya juga tidak terlalu terbebani.

"Bisa memilih untuk naik atau tidak ojek online, tergantung kebutuhan saja," ucapnya.

Sementara itu, pelanggan ojek daring lainnya, Restu (27) mengaku keberatan dengan kenaikan tarif ojek daring. Pasalnya, transportasi itu menjadi kebutuhan utamanya dalam beraktivitas.

"Kalau satu atau dua perjalanan dalam sehari mungkin tidak terlalu terasa karena kenaikannya memang tidak terlalu tinggi. Namun kalau dalam sehari lebih dari lima perjalanan lumayan terasa," katanya.

Dengan kenaikan tarif, ia mengaku, mempertimbangkan mencari moda transportasi lainnya, terutama untuk jarak jauh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement