REPUBLIKA.CO.ID, COPENHAGEN -- Sebuah ledakan merusak kantor polisi di Copenhagen. Ledakan yang terjadi pada Sabtu (10/8) pagi ini menjadi ledakan kedua yang menghantam ibu kota Denmark itu dalam empat hari terakhir.
Di media sosial Twitter, Kepolisian Denmark mengatakan, tidak ada yang terluka dalam ledakan tersebut. Mereka mengatakan, ledakan terjadi di luar kantor polisi Norrebro yang berada di luar pusat kota Copenhagen.
Pada Selasa (6/8) satu orang terluka ringan dalam ledakan yang terjadi di Kantor Pajak Denmark. Polisi mengatakan, ledakan pertama itu dilakukan dengan sengaja.
Menurut polisi, masih terlalu dini untuk menyimpulkan kedua ledakan ini saling berkaitan. Mereka belum dapat memberikan komentar lebih jauh.
Surat kabar Denmark Ekstra Bladet melaporkan polisi sedang mencari seorang laki-laki yang berlari dari lokasi kejadian. Serangan atau kekerasan serius sangat jarang terjadi di negara Nordik dengan penduduk 5,7 juta orang itu.
Denmark sangat bangga dengan reputasi mereka sebagai negara yang aman dan toleran. Tetapi, reputasi itu dirusak oleh ledakan di kantor pajak yang terjadi pada Selasa malam pada pukul 22.15 waktu setempat.
"Seseorang melakukan ini dengan sengaja, ini bukan insiden," kata Kepala Polisi Denmark Jorgen Bergen Skov saat itu.
Ledakan tersebut menghancurkan kaca pintu dan jendala serta lapisan besi gerbang masuk gedung yang terletak di Nordhavn, sebelah utara pusat kota Copenhagen itu. Polisi pun menutup jalan di sekitar gedung tersebut.
Mereka juga meminta karyawan kantor pajak untuk menjauh dari lokasi kejadian. Skov mengatakan, masih terlalu dini untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas ledakan ini.
"Kami menanggapi dengan sangat serius dan dari semalam mulai menggelar penyelidikan yang komprehensif dan luas, kami tidak dapat dan tidak akan menerima serangan seperti ini," tambah Skov.
Kantor pajak Denmark pernah meledak 16 tahun yang lalu. Saat itu polisi mengatakan ledakan tersebut sebagai 'vandalisme'. Tapi menurut Skov dua kejadian ini tidak saling berkaitan.
Untuk mendukung sistem negara kesejahteraan, Denmark menerapkan pajak yang sangat tinggi di beberapa bidang. Jajak pendapat menunjukkan rakyat Denmark dengan senang hati membayar pajak tinggi.
"Ini sangat kelewatan dan tindakan yang amat sangat tidak dapat diterima," cicit mantan Menteri Perpajakan Denmark Morten Bodskov di Twitter