REPUBLIKA.CO.ID, JAIPUR -- Para aktivis perlindungan hewan turun ke jalan menggunakan sepeda di salah satu kota destinasi wisata India, Jaipur, Ahad (11/8) waktu setempat. Mereka menuntut penghentian penggunaan gajah sebagai kendaraan yang membawa wisatawan ke salah satu aksi utama kota yakni Benteng Amber yang terkenal ikonik.
Sebagai tanda Hari Gajah Sedunia, badan amal hewan, World Animal Protection (WAS) mendorong penggunaan sepeda dari pada membebani seekor gajah. Pejabat WAP, Kristy Warren mengatakan, gajah-gajah yang ditunggangi membutuhkan bantuan medis.
"Ini bukan hanya metode kejam dalam melatih mereka agar gajah-gajah patuh, namun juga fakta mengenai kesehatan gajah," ujar Warren seperti dilansir The Guardian, Senin (12/8). Menurutnya, gajah-gajah memiliki penyakit berkisar dari TBC, masalah darah, kebutaan, kurang gizi, dan cedera kaki karena berjalan di permukaan jalan yang keras.
Kelompok pemerhati hak-hak hewan di Jaipur memang terus berkampanye menentang wahana gajah sebagai kendaraan wisatawan dalam beberapa tahun ini. People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) tengah memperjuangkan sebuah kasus di pengadilan tentang perlakuan gajah yang dijadikan kendaraan wisatawan itu.
Namun, kelompok pemerhati hak-hak hewan tidak dengan mulusnya membujuk Departemen Pariwisata negara untuk membatasi jumlah penumpang dari maksimum empat menjadi dua. Mereka juga menuntut jumlah perjalanan oleh gajah sehari menjadi lima di musim dingin, dan tiga kali di musim panas.
Pemilik gajah mengatakan, membutuhkan penghasilan untuk mempertahankan mata pencaharian mereka. Sementara Departemen pariwisata menginginkan pendapatan dari benteng ikonik di Jaipur. Perjalanan dengan gajah menurut pihak pemerintah, adalah bagian besar dari daya tarik. Meskipun mobil jip tersedia, banyak wisatawan lebih suka sensasi dan kebaruan mengendarai gajah.
Badan amal telah berbicara kepada pihak berwenang tentang alternatif pengurangan aktivitas gajah dalam membawa para wisatawan. "Kami ingin mereka mempromosikan penggunaan sepeda sebagai gantinya, bukan di jalur curam yang sama, namun pada rute yang kurang curam ke pintu masuk benteng," kata Direktur negara India untuk WAP Gajender K Sharma.
"Dan kami telah mendesak mereka untuk menciptakan tempat perlindungan bagi gajah-gajah di dekat benteng di mana wisatawan dapat menyaksikan mereka di habitat alami. Itu bisa menjadi objek wisata yang terpisah," tambahnya.
Ia menjelaskan, gajah adalah binatang liar bahkan jika telah dijinakkan. Gajah merupakan hewan yang tenang dan lembut, sehingga manusia memanfaatkan temperamen gajah dan menggunakan rasa takut dan sakit untuk membuat mereka tunduk. "Tapi itu binatang buas," kata Sharma.
Pengalaman yang sangat mengecewakan bagi Sharma adalah ketika mengamati gajah yang berdiri di tengah teriknya musim panas India di jalan-jalan beton, disesaki kerumunan orang, dan tidak ada pohon atau helai rumput yang terlihat di sekeliling gajah. "Kamu bisa menderita di mata mereka. Maka berkata ini cukup, ini cukup," katanya.