REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 1000 pengemudi taksi daring, berdemonstrasi di depan gedung Balaikota Provinsi DKI Jakarta, Senin (19/8). Ribuan taksi daring ini berdemo menuntut dikecualikan dalam aturan perluasan area genap ganjil di beberapa ruas utama jalan ibukota.
Ketua Organisasi Angkutan Sewa Khusus Indonesia (ORASKI), Fahmi Maharaja mengatakan ribuan pengemudi taksi daring ini menuntut keadilan ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Kita ke sini ingin menuntut ke Gubernur DKI terkait kesetaraan," kata Fahmi kepada wartawan di depan Balaikota, Senin (19/8).
Ia menyebut aksi kali ini mengatasnamakan Gergaji (gerakan genap ganjil), yang terdiri beberapa organisasi taksi pengemudi daring. Diantaranya ORASKI, ADO (Asosiasi Driver Online), PAS Indonesia dan PATRIOT. Fahmi mengatakan ada ketidaksetaraan dalam peraturan genap ganjil ini, antara taksi plat kuning dengan plat hitam.
"Selama ini driver online ini jumlahnya lebih banyak, mayoritas. Kita jumlahnya lebih banyak daripada taksi plat kuning, kenapa kalau genap ganjil kita selalu kena, sedangkan taksi plat kuning tidak selalu kena," sebutnya.
Padahal, ia menilai dengan lahirnya PM (Peraturan Menteri) 118 soal taksi daring, kendaraan pengemudi disebut Angkutan Sewa Khusus (ASK). Dan pengemudi taksi daring diminta harus urus perizinan, urus ASK, urus kartu elektronik standar pelayanan.
"Itu tanda kita legal dan berizin, tapi itu kok kita tidak dibebaskan," terangnya.
Diakui Fahmi, hingga saat ini belum ada mediasi soal aturan perluasan genap ganjil ini ke pengemudi taksi online. Ia memandang pemerintah DKI belum begitu akomodatif dengan permintaan taksi daring. Kita melihat kepala Dishub DKI, membuat evaluasi yang tidak ada perwakilan driver onlinenya.
Harapannya, kata Fahmi, temen trmen taksi daring yang cari makan ini, tidak terkena aturan genap ganjil. Ia menyebut, perluasan ganjil genap ini berdampak luar biasa, khususnya terhadap para pengemudi taksi online. Sebab hampir seluruh ruas jalan protokol di Jakarta kena ganjil genap.
"Nah teman-teman ada yang baru keluar rumah udah gak bisa narik, narik grab. Artinya ketika peraturan ini diterapkan, teman teman akan berkurang penghasilannya, minimal berkurang 40 persen, dibanding hari biasa tanpa genap ganjil," katanya.