Senin 19 Aug 2019 19:12 WIB

Pencemaran Plastik Sampai ke Kutub Utara

Mikroplastik ditemukan mencemari salju Kutub Utara.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Wadah yang terbuat dari plastik. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Wadah yang terbuat dari plastik. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUTUB UTARA -- Mikroplastik tampaknya telah meresap ke berbagai aspek kehidupan di planet bumi, termasuk daerah yang paling terpencil sekalipun seperti di Kutub Utara. Para ilmuwan bingung bagimana banjir polusi itu bisa mengalir jauh dari tempat asalnya yakni perkotaan. 

Penelitian terbaru menemukan jalur partikel-partikel kecil plastik sampai ke daerah terpencil seperti Kutub Utara. Science Advances melaporkan sejumlah fragmen plastik dan fiber yang 'subtansial' mencapai gumpalan es di Selat Fram, sebuah hamparan laut yang tidak berpenghuni di Kutub Utara. Terletak di Greenland dan kepulauan Svalbard di Arktik Norwegia. 

Baca Juga

Dilansir dari National Geographic, Selasa (19/8) para ilmuwan Alfred Wegener Institut  untuk Kajian Maritim dan Kutub dari Jerman dan Institut Kajian Salju dan Longsor Swiss mengukur mikroplastik di sampel salju yang diambil dari lokasi terpencil selama penelitian yang dilakukan dari tahun 2015-2017. Mereka menemukan ternyata mikroplastik di salju Kutub Utara berasal dari langit. 

Hasil penelitian tersebut meningkatkan kekhawatiran tentang jumlah kontaminasi mikroplatik di atmosfir, mengancam kesehatan manusia dan hewan. 

"Saya pikir jalur paparannya bagi kita, jalur paparan utamanya, mungkin udara yang kita hirup," kata Melanie Bergmann, ahli ekologi kelautan dari Alfred Wegener Institute dan penulis utama di penelitian ini.

Walaupun terpencil tapi Kutub Utara tidaklah steril. Polusi dari seluruh dunia mengalir ke sana. Bergmann dan rekan-rekannya sudah meneliti plastik di dataran Kutub Utara sejak tahun 2002. Dalam sepuluh tahun terakhir mereka melihat ada peningkatan kontaminasi mikroplastik yang luar biasa. Di salah satu pos penelitian mereka melihat ada peningkatan sepuluh kali lipat. 

Mereka pun meneliti mikroplastik di laut Kutub Utara. Ternyata jumlah mikroplastik di laut pun sama besarnya. Jadi mereka mulai mencari mikroplastik di kolom air Kutub Utara. Jumlah yang banyak muncul di mana pun mereka melihat. Di sedimen laut dalam, mereka menemukan sekitar 6.000 partikel di setiap 2,2 pon lumpur. 

Es laut bahkan lebih banyak lagi. menurut Bergmann ada 12 ribu partikel mikroplastik per 34 ons es yang meleleh. Peneliti lain menemukan permukaan air di laut Kutub Utara memiliki konsentrasi mikroplastik tertinggi dari semua samudra di dunia.

"Kami bertanya pada diri kami sendiri, dari mana semua ini," kata Bergmann.

Para peneliti mengatakan mikroplastik sebagian besar dibawa Gulf Stream. Arus laut panas dari lautan utara Atlantik di timur Amerika Utara. Serta dari Samudra Atlantik. Sebagian besar awalnya dari Eropa Utara.

Namun Bergmann dan rekan-rekannya bertanya-tanya apakah atmostir salah satu jalur mikroplastik lainnya. Peneliti dari Prancis dan China menemukan partikel  plastik di dekat kota-kota mereka. Penelitian terbaru menemukan endapan plastik di Pyrenees yang terpencil sehingga dapat dipastikan partikel-partikel plastik itu dibawa melalui udara di atas pegunungan. 

Bergmann mulai menerka-nerka dapatkan mikroplastik menumpang angin lalu jatuh di Kutub Utara yang letaknya sangat jauh. Bergmann mengatakan jawabannya ternyata iya. 

Sampel es yang diambil dari Selat Farm memiliki konsentrasi mikroplastik yang tinggi. Di salah satu titik terletak tengah di tengah selat memiliki 14.000 partikel per 34 ons. Rata-rata per sampel hanya 1.800 partikel. 

Sebagai perbandingannya para peneliti juga menganalisis salju di dekat kota-kota Jerman dan Alpen. Sementara sampel yang diambil di kota-kota itu memiliki 24.600 partikel mikroplastik per 34/ons. Para peneliti masih beranggapan jumlah mikroplastik yang ditemukan dk Kutub Utara sangat banyak. Serta membuktikan mikroplastik telah mengkontaminasi udara.

"Pada dasarnya mikroplastik di mana-mana, transportasi udara salah satu jalur transportasi mikroplastik ke daerah terpencil di bumi," kata Bergmann. 

Artinya ada kemungkinan mengkontaminasi atmosfir sehingga mengancam kesehatan manusia dan bintang.  

"Mikroplastik itu ada di udara dan bukan tidak mungkin kita telah menghirupnya dan mungkin sebagian telah sampai di paru-paru kita," kata Bergmann. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement