Selasa 20 Aug 2019 14:35 WIB

3.500 Pengungsi Rohingya di Bangladesh akan Dipulangkan

Pemulangan pengungsi Rohingya di Bangladesh ke Myanmar akan dimulai pekan ini.

Rep: Fergi Nadira / Red: Nur Aini
Suasana kamp pengungsi Rohingya Balukhali, Bangladesh,
Foto: Altaf Qadri/AP
Suasana kamp pengungsi Rohingya Balukhali, Bangladesh,

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Sebanyak 3.500 pengungsi Rohingya di Bangladesh siap dipulangkan kembali ke Myanmar yang dimulai pada pekan ini. Pemulangan pengungsi terlaksana setelah dua tahun para pengungsi melarikan diri dari kebrutalan militer Myanmar terhadap minoritas Muslim.

Komisioner Pengungsi Bangladesh Mohammad Abdul Kalam optimistis soal proses pemulangan yang dijadwalkan akan dimulai Kamis mendatang. Upaya sebelumnya pada November 2018 dalam memulangkan 2.260 pengungsi dari Muslim Rohingya gagal. Para pengungsi menolak untuk meninggalkan kamp tanpa jaminan keselamatan mereka.

Baca Juga

"Semuanya sudah siap, titik transit darat telah disiapkan," ujar Kalam seperti dilansir Global Post, Selasa (20/8).

"Tidak ada yang akan dipaksa untuk kembali kecuali mereka secara sukarela," ujarnya.

Pejabat Bangladesh dan Myanmar berencana memulangkan 200 orang Rohingya setiap harinya. Sehingga diperoleh jumlah sekitar 3.500 pengungsi yang dapat dibebaskan untuk melakukan perjalanan pulang ke tempat asal mereka.

Dorongan pemulangan para pengungsi tersebut muncul menyusul kunjungan dari pejabat tinggi Myanmar yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Permanen Myanmar Myint Thu bulan lalu. Kalam mengatakan, para pejabat Myanmar dan PBB bertemu langsung dengan para pengungsi terpilih untuk mendorong mereka kembali ke negara bagian Rakhine.

Etnis Rohingya yang sbegaian besar adalah Muslim, tidak diakui sebagai minoritas resmi oleh Pemerintaha Myanmar. Pihak pemerintah menganggap Muslim Rohingya adalah bagian dari Bengali, meskipin telah tinggal di Rakhine selama beberapa generasi.

Sekitar 740 ribu orang Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh pada Agustus 2017 dari serangan militer di Myanmar. Para pengungsi kemudian bergabung dengan 200 ribu pengungsi yang telah berada di sana. PBB menyamakan tindakan militer Myanmar sebagai pembersihan etnis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement