Selasa 20 Aug 2019 14:51 WIB

Menperin: Indonesia tidak Perlu Mengemis ke Negara Lain

Indonesia punya potensi besar dalam menjalankan program hilirisasi industri sawit.

Red: Nidia Zuraya
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menilai peningkatan konsumsi biodiesel dalam negeri melalui mandatori B30 pada 2020 dapat mempengaruhi harga minyak kelapa sawit (CPO) di pasar internasional. Menurutnya, dengan terserapnya CPO untuk kebutuhan dalam negeri, petani kelapa sawit tidak perlu khawatir akan jatuhnya harga CPO di pasar internasional karena kelebihan produksi (over supply).

"Dengan demand (kebutuhan) yang meningkat, kita tidak perlu lagi dalam tanda kutip mengemis ke negara lain untuk menaikkan harga CPO," kata Menteri Airlangga pada diskusi Kementerian Perindustrian di Jakarta, Selasa (20/8).

Baca Juga

Airlangga menjelaskan dari total produksi sebesar 47 juta ton per tahun, penggunaan CPO terus meningkat. Antara lain, ungkapnya, untuk energi sekitar 15-20 persen, sisanya untuk produk hilir seperti pangan dan nonpangan.

Apalagi, lanjutnya, pasar di dalam negeri sedang berkembang pesat karena konsumsi produk pangan yang kian tumbuh. Selain itu, ada inisiatif kebijakan pemerintah tentang mandatori biodiesel PSO (Public Service Obligation) dan non-PSO sejak tahun 2016.