Selasa 20 Aug 2019 19:08 WIB

Jargon Urang Kudu Ngamumule Budaya Sudah tak Relevan

Di era modernisasi, budaya Indonesia mulai tersisihkan oleh budaya barat.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
raja Muda Beringin (PMB), menggelar talkshow 'Sundalineals' dengan tema 'Melestarikan Budaya Sunda di tengah Modernisasi', yang bertempat di Kopi Armor Jalan Bukit Pakar Utara no 10 Kota Bandung, Selasa (20/8).
Foto: Foto: Istimewa
raja Muda Beringin (PMB), menggelar talkshow 'Sundalineals' dengan tema 'Melestarikan Budaya Sunda di tengah Modernisasi', yang bertempat di Kopi Armor Jalan Bukit Pakar Utara no 10 Kota Bandung, Selasa (20/8).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Praja Muda Beringin (PMB) menggelar talkshow 'Sundalineals' dengan tema 'Melestarikan Budaya Sunda di tengah Modernisasi', bertempat di Kopi Armor Jalan Bukit Pakar Utara no 10 Kota Bandung, Selasa (20/8).

Hadir sebagai pembicara Ketua DPD I Golkar Jabar Dedi Mulyadi, Budayawan Jawa Barat Budi Dalton, anggota terpilih DPR-RI Nurul Arifin, dan Musisi Purwacaraka.

Menurut Budayawan Jawa Barat Budi Dalton, jargon yang selalu menjadi aksesories politik dalam budaya yaitu 'urang kudu ngamumule budaya' atau kita harus melestarikan budaya sudah tidak relevan lagi. Karena, menurut dia, saat ini yang harus dilakukan adalah gerakan-gerakan nyata untuk terus menjadikan budaya sebagai identitas diri.

"Jargon kita harus melestarikan budaya, saya pikir sudah tidak relevan, tapi lebih kepada teknis atau gerakan karena hal yang seperti ini (diskusi kebudayaan) jauh lebih bermanfaat," ujar Budi.

Budi mengatakan, minimal dengan berdiskusi maka akan menghasilkan satu konsep untuk bisa melaksanakan besok lusa menjadi sebuah aplikasi pekerjaan. "Jadi bukan hanya dalam jargon saja," katanya.

PMB merupakan komunitas yang dibentuk oleh DPP Partai Golkar. PMB akan bergerak dalam bidang kebudayaan, pendidikan, dan bergerak di bidang sosial.

Panglima PMB Dedy Arianto mengatakan, budaya merupakan identitas sebuah bangsa. Di era modernisasi budaya yang ada di Indonesia mulai tersisihkan oleh budaya barat yang masuk dalam sendi kehidupan masyarakat hari ini. Sehingga, budaya mesti dijaga sebagai persatuan bangsa.

"Di era hari ini budaya sangat penting jangan sampai hilang. Meskipun budaya berbeda-beda tapi tetap satu," katanya.

Dedy pun berharap, seluruh daerah baik Sunda, Jawa, Papua, semua bisa terus menjaga budaya mensosialisasikan budayanya. Serta, semua tetap satu bersaudara yakni tetap Indonesia.

Selanjutnya, kata dia, pihaknya pun mengomentari soal budaya-budaya yang semakin hilang, dari mulai kerja bakti, gotong-royong, silaturahmi yang semakin hari tersisih oleh budaya luar yang datang ke kehidupan masyarakat.

Menurut Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi, budaya hadir dalam diri setiap masyarakat. Misalnya, kita tinggal di daerah yang menganut budaya Sunda, maka miriplah dengan orang Sunda. Begitupun ketika kita tinggal di daerah Jawa, maka miriplah dengan orang Jawa.

"Jadi yang harus dibangun oleh kita ketika kita tinggal di Jawa, maka harus mirip orang jawa. Ketika tinggal di Sunda harus mirip jadi orang sunda. Ketika tinggal di Papua harus mirip menjadi orang Papua," katanya.

Sehingga, kata dia, hal itu akan menjadi identitas dari budaya yang kita anut saat ini. Semua, harus sama-sama saling memahami akar dari kebudayaan kita masing-masing. "Kita tidak akan pernah ada perbedaan, dan orang akan saling menjaga," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement