Rabu 21 Aug 2019 19:58 WIB

Polisi: Waspada, Begal Biasa Bergerak di Pagi Hari

Pelaku begal sadis dari Komplotan Guntur ditembak mati dalam pengejaran oleh polisi.

Begal Motor (ilustrasi)
Foto: Foto : Mardiah
Begal Motor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kepala Polrestabes Medan Komisaris Besar Polisi Dadang Hartanto mengungkapkan bahwa kawanan penjahat kerap melakukan pembegalan pada pagi hari. Ia pun mengimbau masyarakat kota Medan untuk selalu waspada apabila melakukan perjalanan pada pagi hari, terutama di lokasi yang rawan.

"Meski petugas kepolisian terus berupaya meningkatkan keamanan di kota Medan, kami harapkan kepada masyarakat untuk selalu waspada," katanya saat konferensi pers di RS Bhayangkara Medan, Rabu.

Baca Juga

Dadang mengatakan, polisi telah menangkap empat pelaku begal sadis, dua di antaranya ditembak mati. Para pelaku kerap melukai korbannya dengan cara menyabet tangan kanan para korban.

"Modus para pelaku ini selalu melakukan aksi di pagi hari atau saat Subuh dan selalu tangan kanan para korban yang di sabet dengan senjata tajam," ujarnya.

Dua pelaku yang ditembak mati ialah Guntur Syahputra (29) dan Leou Halawa (25), warga Jalan Diponegoro Gang Golf Medan. Sementara itu, kedua pelaku lain ialah Tengku Aditya Hidayat (20) dan Muhammad Febrian (26). Ketiganya mendapat tembakan di bagian kaki kanan dan kirinya.

"Mereka ini dikenal dengan sebutan 'Komplotan Guntur' yang selalu melukai para korban-korbannya," jelasnya.

Penangkapan tersangka dimulai pada Sabtu (17/8) sekitar pukul 16.00 WIB. Aditya menjadi pertama yang dicocok. Dia ditemukan di Jalan Sampul Medan dan tersangka Febrian ditemukan di Jalan Sosial.

Setelah dilakukan pengembangan, Senin (19/8) sekitar pukul 04.30 WIB, diketahui keberadaan tersangka Guntur di Jalan Setia Budi. Petugas kemudian melakukan pengejaran dan menangkap tersangka.

Setelah dilakukan interogasi, di dapat satu nama tersangka lainnya, yakni Leou. Tim lalu melakukan pengejaran dan menangkap tersangka di Jalan Diponegoro.

Guntur dan Leou mengatakan bahwa mereka menyimpan senjata tajam di daerah Sunggal. Namun, saat dibawa ke tempat yang disebut, kedua tersangka secara tiba-tiba justru mengambil pisau dari semak-semak yang diduga telah di simpan sebelumnya dan melukai Bripka Johanes Purba di bagian lengan kiri.

Para tersangka berupaya melukai petugas lainnya sehingga diberikan tembakan peringatan. Namun, kedua pelaku tak surut sampai ditembak aparat.

Kedua pelaku kemudian dilarikan ke rumah sakit Bhayangkara, namun mereka kehabisan darah dan meninggal dunia di Rumah Sakit Bhayangkara. Tersangka Aditya dan Febrian berperan sebagai joki saat melakukan tindak pidana, sedangkan Guntur dan Leou berperan melukai korban dengan senjata tajam.

Keempat anggota Komplotan Guntur telah melakukan tindak pidana kejahatan di tujuh Tempat Kejadian Perkara (TKP), yakni di Jalan Wahid Hasyim Kecamatan Medan Baru, Jalan DC Barito Kecamatan Medan Polonia, dan Jalan Ir Juanda Kecamatan Medan Polonia (depan RS TNI AU Abdul Malik).

Mereka juga membegal di Jalan Dr Mansyur Kecamatan Medan Baru (depan Fakultas Kedokteran USU), Jalan Imam Bonjol Kecamatan Medan Polonia (depan Bank Sumut), Jalan Hasanuddin Kecamatan Medan Baru, Jalan Mongonsidi Medan, dan Jalan Patimura Kecamatan Medan Baru (depan kantor BPJS).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement