Kamis 22 Aug 2019 12:00 WIB

Mereka Yang Menginspirasi Konsep Timbangan

Konsep keseimbangan memberi inspirasi bagi penggalian ilmu tentang berat.

Ilmuwan Muslim berhasil memberikan penemuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan penerus saat ini.
Foto: Photobucket.com/ca
Ilmuwan Muslim berhasil memberikan penemuan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan penerus saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Konsep keseimbangan memberi inspirasi bagi penggalian ilmu pengetahuan tentang berat, termasuk dalam pengembangan alat ukur berat, berupa timbangan. Sejumlah ilmuwan Muslim menuliskan konsep keseimbangan tersebut. Abd al-Rahman al-Khazini adalah salah satu ilmuwan itu. Ia seorang ilmuwan yang berasal dari Merv, Turkmenistan.

Ia menguasai sejumlah ilmu, yaitu astronomi, fisika, biologi, kimia, matematika, dan filsafat. Ia menulis buku terkenal dengan judul Kitab Mizan al-Hikmah. Ilmuwan lainnya adalah Abu Yahya Zakariya’ ibn Muhammad al-Qazwini yang hidup di abad ke-12. Ia juga dikenal sebagai ahli hukum dan seorang hakim di beberapa wilayah di Persia dan Irak. Ia membahas ilmu ke seimbangan dan juga keadilan.

Baca Juga

Al-Qazwini berkeliling di Mesopotamia dan Suriah hingga akhirnya memasuki wilayah yang dilindungi oleh Gubernur Baghdad, ‘Atha-Malik Juwaini, pada 1283. Ia juga menulis sejumlah risalah berjudul ’Aja’ib al-Makhluqat wa- Ghara’ib al-Mawjudat. Karya ini sangat populer dan memiliki banyak salinan yang diterjemahkan ke dalam bahasa Persia atau Turki.

Dia juga terkenal karena kamus geografi yang berjudul Athar al-Bildd wa-Akhbar al-‘Ibad yang berisi tempat monumen dan bersejarah. Selain itu, Al-Qazwini juga menulis cerita fiksi Islamiah Arab berjudul Awaj bin Anfaq. Karyanya tersebut berisi tentang seseorang yang datang ke bumi da ri sebuah planet yang sangat jauh.  

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement