REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengimbau para pendakwah agama untuk menyampaikan khutbah yang membawa perdamaian. Selain itu, khutbah sebaiknya tidak menyebabkan perselisihan di antara kehidupan antarmasyarakat di Indonesia.
"Dakwah memang harus damai, harus menjadikan seluruh negeri rahmatan lil alamin. Tidak ada dakwah yang menyebabkan perselisihan, yang mengakibatkan perbedaan pandangan," kata Wapres di tengah kunjungannya ke Masjid Istiqlal Jakarta, Kamis (22/8).
JK mengatakan, hidup bermasyarakat harus saling menghargai perbedaan pendapat, pandangan dan pilihan beragama antarmasyarakat. Untuk itu, sikap toleransi dan tenggang rasa harus diutamakan apalagi bagi para pemimpin atau penceramah agama.
"Kita pasti berbeda, tidak mungkin sama. Otomatis kalau masing-masing orang berbicara tentang keyakinannya ya tidak mungkin sama. Cuma ini bagaimana dakwah itu jangan melebar, jangan menjadi tabrakan," kata JK.
Terkait video ceramah Ustaz Abdul Somad (UAS) tiga tahun lalu yang viral sekarang, JK meminta UAS untuk menjelaskan yang sebenarnya terkait ceramah yang menyinggung simbol keagamaan salib Gereja Katolik. Dengan demikian, tidak terjadi kesenjangan sosial antarmasyarakat.
"Apa yang terjadi pada Ustaz Somad itu tentu harus diklarifikasi, karena juga banyak usulan. Ya dilalui (menggunakan) proses yang ada di negeri ini," ujar Wapres.
Ustaz Abdul Somad, dalam sebuah potongan video ceramahnya, menyinggung simbol agama Katolik. UAS mengatakan dalam hukum Islam salib adalah tempat bersarangnya jin kafir.
Ustaz lulusan Universitas al-Azhar Mesir itu menanggapi bahwa dia hanya menanggapi pertanyaan anggota jemaahnya. Selain itu, UAS mengatakan, kajian dalam video tersebut disampaikan secara tertutup di dalam masjid dan terjadi sudah lama.