Senin 26 Aug 2019 00:10 WIB

Pascapembajakan Keberadaan 23 ABK KM Mina Masih Misterius

Brimob dan Polair mengerahkan puluhan personel untuk mencari 23 ABK KM Mina

Sejumlah anggota Komando Pasukan Katak mengikuti simulasi pembebasan sandera pada sebuah kapal yang dibajak di Laut Jakarta, Senin (6/4).  (Antara/Vitalis Yogi Trisna)
Sejumlah anggota Komando Pasukan Katak mengikuti simulasi pembebasan sandera pada sebuah kapal yang dibajak di Laut Jakarta, Senin (6/4). (Antara/Vitalis Yogi Trisna)

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Puluhan personel Brimob dan Polair dipimpin Wakil Direktur Polair Polda Maluku, AKBP Sigit pada Ahad (25/8) kemarin bertolak menuju Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru. Puluhan personel ini akan mencari 23 anak buah kapal (ABK) KM Mina Sejati yang hingga kini belum diketahui keberadaannya.

"Polda Maluku telah memberangkatkan 22 personel terdiri dari Pol Air 11 orang dan Brimob 11 orang dipimpin Wadirpolair AKBP Sigit ke Aru guna membantu Polres setempat dalam melakukan pencarian terhadap 23 ABK yang dinyatakan hilang," kata Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol M. Roem Ohoirat di Ambon, Ahad (25/8).

Baca Juga

Polres Aru juga masih memeriksa 11 ABK kapal penangkap cumi yang berhasil selamat dalam aksi perkelahian antara para ABK di atas kapal pada 16 Agustus 2019 di perairan Dobo, yang menyebabkan 13 orang termasuk nahkoda meloncat ke laut dan ditolong KM Gemilang Samudra, namun dua orang diantaranya meninggal dunia.

Dua korban tewas masing-masing M Masrohin beralamat di Desa Pener, Pemalang (Jateng) dan rekannya Waridin asal Desa Semur Munding juga di Pemalang. Kemudian 11 ABK yang selamat antara lain Sopan, Rahmat Age, Wawan, Kiswanto, Mahendra, Angger, Hendra, Ridwan, Karmudi, Slamet, dan Wisen Harmoko.

Sedangkan 20 ABK lainnya yang dinyatakan hilang atau belum diketahui nasibnya adalah Zae Fajri, Tegar, Trio, Ahmad Zainudin, Rowi, Fani, Agus, Harmim, Sudarsono, Musha, Riri, Kiki, Wiratno, Kiyansantang, Mustolik, Carman, Ulin Nuha, Mifaudin, Mudofir, serta Darmoko.

Dan tiga orang ABK yang diduga merupakan oknum pelaku pembantaian yang juga belum diketahui nasibnya adalah NH alias Nurul (Masinis), FDL alias Ferri, dan QIM alias Qersim.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِذْ اَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ الْقُصْوٰى وَالرَّكْبُ اَسْفَلَ مِنْكُمْۗ وَلَوْ تَوَاعَدْتُّمْ لَاخْتَلَفْتُمْ فِى الْمِيْعٰدِۙ وَلٰكِنْ لِّيَقْضِيَ اللّٰهُ اَمْرًا كَانَ مَفْعُوْلًا ەۙ لِّيَهْلِكَ مَنْ هَلَكَ عَنْۢ بَيِّنَةٍ وَّيَحْيٰى مَنْ حَيَّ عَنْۢ بَيِّنَةٍۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَسَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
(Yaitu) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada lebih rendah dari kamu. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), niscaya kamu berbeda pendapat dalam menentukan (hari pertempuran itu), tetapi Allah berkehendak melaksanakan suatu urusan yang harus dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasa dengan bukti yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidup dengan bukti yang nyata. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(QS. Al-Anfal ayat 42)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement